No menu items!
More

    Tingkatkan Produksi Kelapa Sawit, Disbun Dorong Peningkatan Sarana Jalan Usaha Tani

    Tenggarong – Demi memaksimalkan potensi produksi kelapa sawit di Kutai Kartanegara (Kukar), Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kukar melalui Dinas Perkebunan (Disbun) Kukar akan meningkatkan akses jalan usaha taninya. Mengingat sektor ini menjadi salah satu sektor andalan Kukar.

    Ini melihat hasil produksi kelapa sawit di Kukar pada tahun 2022, mencapai 2.766.668 ton. Diantaranya 283.366 ton hasil produksi sawit masyarakat, dan 2.483.302 ton sisanya merupakan produksi di perusahaan. Meskipun begitu, Disbun Kukar menganggap produksi ini jauh dari kata ideal untuk Kukar yang memiliki lahan perkebunan kelapa sawit yang luas.

    “Kondisi jalan masuk membuat orang tidak bisa mengeluarkan hasil panen, jadi dibiarkan saja membusuk di pohon atau jatuh, sehingga itu tidak dihitung sebagai produksi,” sebut Kepala Disbun Kukar, Muhammad Taufik, Kamis (19/1/2023).

    Namun Taufik tetap optimis. Dibuktikan dengan Disbun Kukar menargetkan pada tahun 2023 ini, produksi kelapa sawit di Kukar meningkat. Hingga diangka 12 persen lebih, dari jumlah hasil produksi 2022 lalu. Ini lantaran ditopang dengan penambahan alokasi anggaran. Termasuk menjalin sinergitas dengan dengan berbagai pihak, untuk dapat mempermudah akses jalan produksi perkebunan.

    “Jalan produksi di sektor perkebunan itu, merupakan salah satu faktor penting dalam meningkatkan produksi, dan tentunya juga kesejahteraan pekebun,” sambungnya.

    Taufi berharap, target kenaikan jumlah produksi kelapa sawit dapat diikuti dengan harga jual petani. Sebagai informasi, saat ini harga sawit di pabrik berada diangka Rp 2.300 per kilogramnya. Meskipun harga yang ditetapkan para pengepul dari petani bervariasi. Tapi rata-rata berada diangka Rp 1.400 per kilogramnya.

    Ditambah lagi, saat ini tidak ada lagi pupuk subsidi bagi para petani disektor perkebunan, sehingga kestabilan harga tentu sangat menentukan nilai tukar para petani. “Ya kita juga berharap semoga biyaya input produksi seperti pupuk, tidak mengalami kenaikan yang besar,” pungkasnya. (tabs)