Pasok Kebutuhan IKN, Disbun Kukar Berikan Pendampingan Pelaku Perkebunan Rakyat

Tenggarong – Dinas Perkebunan Kutai Kartanegara (Disbun Kukar), terus mendorong perkembangan sektor perkebunan yang ada di Kukar. Sebagai salah satu upaya mereka dalam memenuhi pasokan pangan di Kalimantan timur (Kaltim) dan Ibu Kota Nusantara (IKN), selain pasokan beras.

Kepala Disbun Kukar, Muhammad Taufik, menjelaskan ada 7 sektor perkebunan yang menjadi andalan Kukar. Diantaranya adalah kelapa sawit, kelapa dalam, lada dan karet. Sebagai komoditas unggulan nasional. Ditambah lagi komoditas lainnya yang diandalkan seperti kopi, kakao, dan aren.

Untuk mendukung program pengembangan sektor perkebunan, pihaknya telah menyiapkan sejumlah program pendampingan pada seluruh pelaku perkebunan yang ada di Kukar. Khususnya pelaku perkebunan rakyat seperti kopi, kakao, lada dan yang lainnya.

“Sebagian besar kalau untuk kelapa sawit kan dikelola oleh perusahaan perkebunan, jadi kita hanya perlu melakukan pembinaan dan pengawasan,” ungkap Muhammad Taufik, Kamis (19/1/2023).

Kendati demikian, bukan berarti pelaku perkebunan kelapa sawit rakyat tidak mendapat perhatian pemerintah. Bahkan pada tahun ini Disbun Kukar berencana menyalurkan bantuan berupa sarana dan prasarana (sapras) sektor perkebunan kelapa sawit.

Dimana bantuan ini bukan merupakan penyaluran yang berasal dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (APBD) Kukar, melainkan dari Badan Pengelola Dana Kelapa Sawit (BPDKS).

“Tahun ini kita masih mengidentifikasi, target kita itu lebih dari 10 kelompok yang potensial kelapa sawit, akan kita salurkan bantuan dari BPDKS,” tambahnya.

Taufik menambahkan, karena bantuan sapras di sektor kelapa sawit, telah mendapat alokasi bantuan dari BPDKS. Maka alokasi APBD Kukar di sektor perkebunan, akan difokuskan untuk membina sektor lain dari 7 sektor unggulan tersebut. Apalagi kini salah satu sektor andalan Kukar, yaitu lada sedang mengalami penurunan jumlah produksi. Akibat dari alih fungsi lahan.

“Lada memang yang agak menurun, baik luasan maupun produksinya. Diantara lain karena ada alih fungsi lahan pertanian lada,” pungkasnya. (tabs)