Masuk 10 Besar Berpotensi Banjir, BPBD Kukar Siap Siaga

Tenggarong – Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), masuk kedalam 10 besar wilayah dengan tingkat historikal banjir tertinggi. Hal ini berdasarkan Data Informasi Bencana Indonesia (DIBI), yang dirilis oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Impact Based Forecast (IBF) BNPB, dan InaRisk. Yang kemudian mengeluarkan peringatan dini potensi bencana banjir.

Menyikapi peringatan dini ini, Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kukar, Fida Hurasani, menyampaikan bahwa pihaknya telah menyebarluaskan imbauan ini kepada seluruh masyarakat di Kukar.

Untuk senantiasa mengantisipasi potensi ini, bahkan dia mengaku personilnya selalu dalam keadaan siaga. Dengan seluruh sarana dan prasarana (sapras) yang ada.

“Artinya situasi seperti ini bukan dianggap secara berlebihan, tapi dalam menyikapi peringatan ini tentu kebencanaan itu memang harus wajib. Jadi mau ada peringatan atau tidak kita harus menyiapkan,” sebut Fida Hurasani, Selasa (17/1/2023).

Dia menambahkan, menurut pantauan timnya sejauh ini sebenarnya kondisi Sungai Mahakam maupun Sungai Belayan ada dalam keadaan normal. Namun bukan berati pihaknya menurunkan tingkat kewaspadaan. Apalagi beberapa wilayah pemukiman di Kukar memang berada di bantaran sungai. Serta memang terdapat beberapa wilayah yang rawan banjir, dikarenakan letaknya yang berada di kawasan cekungan. Sehingga sangat berpotensi terjadi banjir.

“Kita berdoa, mudah-mudahan baik-baik saja, semoga curah hujan dalam keadaan normal, tidak ada perubahan,” sebutnya.

Sebagai langkah antisipasi kondisi banjir ini, BPBD Kukar terus melakukan koordinasi dengan beberapa Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait. Untuk berjaga-jaga jika banjir benar-benar terjadi. Salah satunya adalah Dinas Sosial (Dinsos) Kukar, yang kini tengah menjaga stok barang pokok dibeberapa wilayah. Mengingat jika banjir melanda, ada beberapa wilayah di Kukar yang tidak dapat diakses melalu jalur darat. Sehingga kebutuhan bahan pokok menjadi melonjak.

“Jadi lebih baik kita menyiapkan diri daripada tidak siap sama sekali. Karena bencana tidak bisa kita duga, intinya waspada,” pungkasnya. (tabs)