Tenggarong – Pembangunan Rumah Produksi Bersama (RPB), pengolahan jahe di Desa Jonggon Jaya, Kecamatan Loa Kulu, akhirnya rampung. Tinggal menyisakan proses perakitan mesin produksi, yang ditargetkan rampung pada tanggal 19 Februari mendatang.
Dijelaskan oleh Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Diskop-UKM) Kukar, Tajuddin, bahwa saat ini menunggu proses perakitan mesin produksi. Mengingat untuk menggerakkan pabrik ini, akan ada 4 mesin yang dirakit untuk memproduksi esensial oil dan bubuk jahe.
“Sudah selesai proses pembangunan fisiknya, ini masih dalam proses perakitan mesin, karena kan 4 mesin dirakit jadi satu. Kan kontraknya sampai tanggal 19 bulan ini,” sebut Tajudin, Minggu (12/2/2023).
Setelah rampung dirakit, nantinya RBP ini akan melakukan proses ujicoba. Namun untuk melaksanakan proses tersebut, Tajuddin mengaku pihaknya masih harus menyiapkan pembangkit listrik tenaga diesel. Lantaran listrik yang tersedia sejauh ini, baru listrik skala rumah tangga, sehingga belum bisa menggunakan listrik PLN.
“Jadi opsinya kita pakai pembangkit listrik tenaga diysel dulu, sambil berkoordinasi dengan pihak PLN supaya bisa menyiapkan jaringan listrik sesuai dengan standar operasional pabrik,” tambahnya.
Sementara itu, saat disinggung soal rencana peresmian RPB ini, Tajuddin menuturkan bahwa pihaknya masih harus berkomunikasi dengan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). Mengingat proyek pembangunan RPB ini merupakan program Bappenas yang berkerjasama dengan Diskop-UKM. Tetapi dia memastikan pabrik ini akan mulai beroperasi pada tahun ini.
Pabrik yang diproyeksikan dapat memproduksi 1,5 ton jahe perharinya ini, digadang-gadang tidak hanya akan memproduksi jahe. Akan tetapi juga akan merambah pada produksi bio farma yang lain. Seperti kunyit dan serai wangi.
Tajuddin sangat berharap, dalam mengoperasikan RBP ini, nantinya akan menyerap tenaga kerja dari masyarakat sekitar pabrik. Sehingga ada lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat disekitar pabrik. Selain itu juga kehadiran RPB ini juga diharapkan dapat merubah pola pikir pemuda di sekitar RPB. Supaya mulai melirik sektor pertanian, ketimbang mengharapkan menjadi karyawan perusahaan.
“Kami berharap dukungan semua pihak, baik pemerintah, swasta, juga masyarakat. Karena kalau masyarakat tidak bergerak susah juga kita,” pungkasnya. (tabs)