TENGGARONG- Akhirnya, jenazah Praka (Anumerta) Sandy Primadana, Prajurit TNI asal Kutai Kartanegara (Kukar) yang gugur saat kontak senjata dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Organisasi Papua Merdeka (OPM), pada Kamis (30/11/2023) lalu, tiba di rumah duka.
Kedatangannya diiringi puluhan prajurit TNI, sebagai tanda penghormatan atas gugurnya seorang pahlawan bangsa. Tangis keluarga tak dapat terbendung, ketika iring-iringan yang membawa jenazah prajurit berusia 25 tahun itu, tiba di rumah duka pada Sabtu (2/12/2023) sekitar pukul 17.25 WITA.
Seketika, kediaman mendiang Praka (Anumerta) Sandy Primadana yang terletak di di Jalan Durian, Desa Loa Lepu, Kecamatan Tenggarong Seberang, Kukar, dipenuhi dengan kerabat serta keluarga yang berdatangan. Untuk turut mengantarkan salah satu putra terbaik Kukar ke peristirahatan terakhirnya.
Setelah tiba dan dilakukan upacara penyerahan di rumah duka, jenazah Praka (Anumerta) Sandy langsung dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Bukit Biru, Tenggarong, Kukar.
Kepergian Prajurit yang merupakan alumni SMA Negeri 2 Tenggarong ini, menyisakan luka mendalam bagi keluarga. Mereka tidak pernah mengira akan kehilangan putranya begitu cepat.
Paman Praka (Anumerta) Sandy, Idrus, mengatakan kabar gugurnya keponakannya dalam kontak senjata dengan KKB OPM di Papua itu, diterima keluarga pada Kamis (30/11/2023) menjelang malam.
Sampai saat ini, pihak keluarga masih merasa terpukul atas kepergian prajurit yang tergabung dalam Satgas Pamtas Mobile Batalyon Infanteri (Yonif) Mekanis Rider 411/Pandawa itu.
“Saat diberi kabar pihak keluarga sampai saat ini masih syok dan masih tidak percaya mengenai kejadian yang menimpa Praka (Anumerta) Sandy,” ujar Idrus.
Almarhum sempat berkomunikasi dengan ibunya sehari sebelum terjadi kontak tembak. Saat itu, sang ibu sempat berbincang dan menanyakan keadaan di pos jaga. Tidak disangka, saat itu merupakan kali terakhir sang ibu berbincang dengan putra kebanggaannya.
Kini jenazah Praka (Anumerta) Sandy telah dikebumikan di TMP Bukit Biru, Tenggarong. Pemakamannya dilakukan secara militer sebagaimana seorang pahlawan yang gugur di medan pertempuran. Dentuman senjata dan penghormatan terakhir menghantarkan prajurit itu ke tempat peristirahatan terakhirnya.
Penulis : Ady Wahyudi
Editor : Muhammad Rafi’i
