Tenggarong – 193 desa di Kutai Kartanegara (Kukar) telah selesai menyusun rancangan APBDes tahun 2023. Rata-rata desa di Kukar memperoleh APBDes sebesar Rp 4-6 miliar. Angka ini merupakan akumulasi dari Dana Desa (DD), Anggaran Dana Desa (ADD), bagi hasil pajak, dan bantuan keuangan (bankeu) dari provinsi.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kukar, Arianto, menjelaskan bahwa pembahasan APBDes diseluruh desa, telah rampung sejak tanggal 31 Desember lalu. Pembahasan ini diakuinya sudah sesuai dengan target yang ditetapkan oleh DPMD Kukar.
Hanya saja memang, masing-masing desa masih diberi waktu untuk melengkapi berkas-berkas pendukung. Seperti Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA). Penyusunan berkas pendukung ini ditargetkan rampung pada hari ini, Rabu (4/1/2023).
“Tinggal penginputan ini, mereka kan ketok tanggal 31 Desember 2022, input dan finisingnya diberi waktu masih. RKA-nya terus RAB-nya itu boleh diinput selama tiga hari kerja. Untuk melengkapi dokumen-dokumen pendukung di Siskudes online. Sehingga terbaca semua, jadi misalnya anggaran mereka ada Rp 5 M di desa A, digunakan untuk apa saja terbaca di Siskudes online,” tutur Arianto
Arianto menambahkan, APBDes paling besar diperoleh oleh Desa Loa Janan Ulu yaitu sekitar Rp 7 miliar. Itu merupakan hasil akumulasi dari ADD, DD, bagi hasil pajak, Pendapatan Asli Desa (PAD) dan Bankeu Provinsi Kaltim.
“Secara normatif diluar Bantuan Keuangan Khusus Desa (BKKD) yang paling besar itu Desa Loa Janan Ulu. Tapi kalau diakumulasikan dengan BKKD program Terang Kampongku, itu yang terbesar malah di Desa Kupang Baru. Karena mereka dapat tambahan Rp 6,2 miliar. Tapikan yang Rp 6,2 miliar ini sudah ada fokus pembangunannya, gak boleh di otak-atik. Hanya untuk pembangunan PLTS Komunal,” tambahnya.
Dengan selesainya pembahasan APBDes dimasing-masing desa ini, Arianto berharap seluruh kegiatan yang sudah disusun dapat terealisasi dengan baik, dan dapat membawa dampak positif pada perkembangan seluruh desa yang ada di Kukar. (tabs)