Komisi I DPRD Kukar Tengahi Permasalahan Limbah Udara Pembuatan Batu Bata Ringan di Samboja

Tenggarong – Komisi I DPRD Kutai Kartanegara (Kukar) menggelar Rapat Gelar Pendapatan (RDP), menindaklanjuti keluhan warga di RT 10 Kelurahan Karya Merdeka, Kecamatan Samboja. Dimana aktivitas pembuatan batu bata ringan yang dikerjakan oleh PT Bondy Raya mencemari udara daerah itu.

RDP yang digelar di Ruang Komisi I DPRD Kukar ini, salah satu warga RT 10 yang mengadu ke DPRD Kukar, Lukman, mengatakan hal ini terjadi sejak 2018 silam. Dari proses pembuatan batu bata ringan, menimbulkan aroma yang tidak sedap.

Aroma tidak sedap yang ditimbulkan membuat yang menciumnya seperti ingin muntah. Saking baunya yang menyengat, hingga terasa langsung menusuk kepala. Mirip aroma bau bangkai. Lantaran letak pabrik tersebut berada di tengah-tengah pemukiman warga. Bahkan berdampingan langsung dengan sekolah.

Lukman menilai sangat menggangu aktivitas belajar mengajar. Kondisi ini diperparah dengan aktivitas pabrik, yang beroperasi selama 24 jam. Warga pun sebenarnya telah melakukan berbagai upaya, dari mulai mediasi untuk menyikapi kondisi ini. Namun hasil yang didapat selama ini, masih dirasa kurang maksimal.

“Protes kami ini sudah kami sampaikan secara persuasif, sudah melapor pada pemerintah setempat, dari desa sampai ke kecamatan. Bahkan puncaknya kemarin tanggal 19 Desember, kami warga RT 10 dan 23 melakukan aksi demo. Karena ini sekarang sudah dirasakan setidaknya di 5 RT,” terang Lukman.

Di sisi lain, Kepala Bagian Produksi PT Bondy Raya, Suleha, bahwa selama ini pihaknya terus berupaya mencari solusi atas permasalahan ini. Hanya saja memang belum membuahkan hasil yang memuaskan bagi warga setempat. Bahkan perusahaan yang sudah berdiri selama 6 tahun ini, kini sedang melakukan penelitian. Untuk meminimalisir apa yang menjadi keluhan warga.

“Kita sudah berkoordinasi dengan DLHK, untuk melakukan pengetesan, hanya memang hasil labnya belum ketahuan. Karena memang apa yang kami jalankan ini sebenarnya sudah sesuai SOP perusahaan batu bara ringan di Indonesia,” ucap Suleha.

Bahkan Suleha menambahkan, bahwa PT Bondy Raya sudah melakukan penelitian dan uji coba untuk mengurangi dampak bau tak sedap yang ditimbulkan. Pada pekan depan, akan terlihat hasilnya. Mereka pun berniat mengundang semua warga dan yang pihak yang berwenang.

Sementara itu, Ketua Komisi I DPRD Kukar, Yohanes Badulele Da Silva, memastikan pihaknya akan berupaya semaksimal mungkin untuk menengahi permasalahan ini. Dia meminta kepada PT Bondy Raya agar segera mencari jalan keluar atas keluhan warga ini.

“Hasil dari RDP ini, pihak perusahaan sanggup untuk menyiapkan tim ahli, untuk peredam bau. Dan dua minggu terakhir ini, mereka akan selesaikan pengerjaan itu,” terang Yohanes.

Dengan diselenggarakan RDP ini, warga setempat berharap dapat segera ditemukan solusi atas permasalahan ini. Sehingga warga setempat dapat beraktivitas dengan lancar, tanpa ada bau yang menggangu. Serta aktivitas perusahaan ini juga tidak harus dihentikan, karena warga juga menyadari, aktivitas perusahaan ini juga memberikan dampak terhadap ekonomi terhadap masyarakat. (tabs)