Tenggarong – Jelang tutup tahun 2022, Badan Pendapatan Daerah Kutai Kartanegara (Bapenda Kukar), mencatatkan penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) diangka Rp 446 miliar. Berdasarkan data per Selasa (27/12/2022) siang. Hal ini disampaikan oleh Kabid Perencanaan Pendapatan, Pengembangan dan Pengawasan Bapenda Kukar, Erwan Riyadi. Rabu (28/12/2022).
Erwan pun memprediksi, bahwa angka ini akan terus meningkat hingga akhir tahun. Ia sangat optimis PAD Kukar pada tahun ini, mampu melampaui target yang telah ditetapkan diangka Rp 500 miliar.
“Kita optimis bisa melebihi target yang sudah ditetapkan, diperkirakan hingga akhir 2022, PAD bisa mencapai Rp 500 miliar lebih,” ungkap Erwan Riyadi.
Erwan menambahkan, bahwa dalam dua tahun terakhir PAD Kukar terus mengalami peningkatan. Baik dari segi target capaian maupun realisasi. Dipaparkannya bahwa pada tahun 2021, Bapenda Kukar berhasil mengumpulkan PAD sebesar 500 miliar dengan target capaian sebesar Rp 400 miliar.
Sedangkan untuk tahun ini, target capaian PAD Kukar ada diangka 500 miliar, dan diprediksi pada akhir tahun nanti PAD Kukar akan menyentuh angka Rp 700 miliar. “Jadi memang selalu ada kenaikan, tapi naiknya enggak banyak. Sedikit-sedikit, dan ini akan terus kita dorong lagi kalo bisa sampai angka Rp 800 miliar,” sambungnya.
Sebenarnya Erwan sangat berharap PAD Kukar bisa menyentuh angka Rp 1 triliun. Namun disadarinya angka itu akan cukup berat, karena memang terdapat beberapa faktor penyebab yang mempengaruhi besaran PAD. Diakui ada beberapa kendala dalam pengoptimalan PAD di Kukar. Salah satunya adalah masalah kepatuhan masyarakat dalam membayar pajak. Untuk itu Erwan mengaku Bapenda Kukar saat ini sedang gencar melakukan sosialisasi terhadap masyarakat.
Selain itu, Erwan juga memaparkan bahwa potensi PAD dari sektor pajak di Kukar tidak sama dengan di daerah Jawa. Mengingat kepadatan penduduk di Kukar tidak sepadat di Jawa. Kemudian yang paling utama adalah bagaimana meningkatkan potensi pajak yang ada di Kukar. Namun untuk mencapai itu, Erwan menuturkan perlu adanya sinergitas dengan OPD terkait yang melaksanakan.
Selama ini, sektor pajak dan retribusi masih menjadi penyumbang PAD dengan nominal yang paling menjanjikan. Erwan juga menambahkan bahwa masih ada beberapa sektor yang dianggap memiliki potensi pajak yang cukup besar. Yaitu dari pajak sarang burung walet, namun ini belum dapat di optimalkan dengan baik, dan pihaknya masih mengupayakan solusi agar sektor ini dapat dioptimalkan.
“Urusan membesarkan semua sektor itu semua pihak harus terlibat. Nah, Bapenda juga punya peran disini yaitu untuk mendorong pertumbuhan potensi ini,” pungkasnya. (tabs)