Tenggarong – Dinas Kelautan dan Perikanan Kutai Kartanegara (DKP Kukar), terus berupaya untuk mengendalikan hasil tangkapan ikan di Kukar, khususnya ikan air tawar disepanjang Sungai Mahakam. Berdasarkan beberapa kajian, sudah menunjukkan gejala tangkap lebih.
Mengendalikan hal tersebut, Kepala DKP Kukar, Muslik, menjelaskan bahwa pihaknya telah berupaya mengendalikan tangkapan ikan. Salah satunya dengan menjalankan program Ikanku Lestari.
“Karena kan tempat mencari ikan seperti sungai dan danaunya tidak bertambah, tapi jumlah alat tangkap dan jumlah penduduk semakin bertambah. Jadi kita perlu lakukan pengendalian,” sebut Muslik, Selasa (14/3/2023).
Program Ikanku Lestari ini, bertujuan untuk mengendalikan gejala tangkap ikan lebih, yang diperparah dengan kegiatan ilegal fishing yang bersifat destruktif. Dengan penggunaan bahan dan alat tangkap ikan yang dilarang, seperti penggunaan racun dan strum listrik.
“Makanya salah satu upaya dari program ini adalah kita berupaya bagaimana alat tangkap yang tidak ramah lingkungan akan kita ganti dengan yang ramah lingkungan,” sambungnya.
Secara teknis, penyuluhan dalam menjalankan program ini dilakukan dengan membentuk kelompok-kelompok, seperti Kelompok Usaha Bersama (KUB), Kelompok Pembudidaya Ikan, hingga Kelompok Masyarakat Pengawas.
Dimana melalui kelompok tersebut, DKP Kukar melakukan pembinaan dan memfasilitasi bantuan-bantuan melalui tenaga penyuluh dari DKP Kukar. Diluar itu, pihaknya juga mengaku gencar melakukan sosialisasi dan pembinaan terhadap aturan-aturan perundang-undangan. Agar masyarakat memahami, serta DKP Kukar juga rutin melakukan stok ulang benih ikan. Sebagai upaya untuk menjaga kelestarian sumber daya ikan.
“Sebenarnya kan ikan ini sumber daya yang dapat diperbaharui, tetapi mana kala eksploitasi itu lebih besar dari pada kemampuan reproduksi ikan, lama kelamaan dia akan habis, itulah kenapa kita beri status gejala penangkapan berlebih,” pungkasnya. (adv/tabs)