DP3A Kukar Soroti Beratnya Peran Ganda Perempuan dalam Keluarga

TENGGARONG – Plt Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kutai Kartanegara (Kukar), Hero Suprayetno, menyoroti tantangan berat yang dihadapi perempuan kepala keluarga. Salah satunya dalam menjalankan peran ganda sebagai pencari nafkah sekaligus pengelola rumah tangga.

Kondisi ini berpotensi menimbulkan berbagai masalah dalam komunikasi keluarga, ekonomi, dan pengasuhan anak.

Perempuan yang harus menyandang peran sebagai kepala keluarga, menghadapi beban berat karena harus menopang ekonomi sekaligus mengelola rumah tangga. Hal ini membuat komunikasi dalam keluarga, baik dengan pasangan maupun anak, menjadi rentan bermasalah.

“Fokus kami adalah kepada kepala keluarga perempuan karena kemampuan ibu menyandang sebagai bapak itu berat,” ungkap Hero Suprayetno, pada Kamis (22/5/2025).

Situasi tersebut berdampak pada ketidakharmonisan hubungan keluarga dan menimbulkan masalah serius seperti anak terlantar. Aktivitas anak yang tidak terpantau, serta pendidikan anak yang tidak optimal.

“Banyak kasus anak yang tidak terkelola dengan baik, bahkan ada yang melakukan aktivitas tanpa pengawasan orang tua,” tambah Hero.

Sebagai solusi, DP3A Kukar menggencarkan program pelatihan keterampilan dan pemberdayaan ekonomi bagi perempuan kepala keluarga. Ini dilakukan agar mereka dapat mandiri dan mampu memenuhi kebutuhan keluarga secara optimal.

Pendampingan intensif juga diberikan untuk membantu orang tua dalam mengasuh dan mendidik anak. “Pendampingan ini penting agar anak-anak tidak terjerumus ke pernikahan dini atau aktivitas negatif akibat kurangnya perhatian dan pemenuhan kebutuhan,” jelas Hero.

Upaya ini sejalan dengan program Pemberdayaan Perempuan Pepala Keluarga (PEKKA) yang digagas DP3A Kukar, bersama berbagai pihak untuk mengatasi kemiskinan dan ketidakadilan yang dialami perempuan. Khususnya yang berstatus janda atau ditinggal suami.

Dengan langkah-langkah tersebut, DP3A Kukar berharap dapat meningkatkan kesejahteraan perempuan kepala keluarga sekaligus menciptakan lingkungan keluarga yang harmonis dan sehat bagi tumbuh kembang anak-anak di Kutai Kartanegara.

DP3A Kukar juga mengungkapkan adanya pernikahan anak yang kerap terjadi akibat tekanan ekonomi dalam keluarga. “Ada yang menikahkan anaknya karena alasan ekonomi, padahal usia anak belum cukup,” tutup Hero. (Adv)

Penulis : Shavira Ramadhanita
Editor : Muhammad Rafi’i

⚠️ Peringatan Plagiarisme

Dilarang mengutip, menyalin, atau memperbanyak isi berita maupun foto dalam bentuk apa pun tanpa izin tertulis dari Redaksi. Pelanggaran terhadap hak cipta dapat dikenakan sanksi sesuai UU Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta dengan ancaman pidana penjara maksimal 10 tahun dan/atau denda hingga Rp4 miliar.