Tenggarong – Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kutai Kartanegara (DLHK Kukar), terus berupaya mendorong optimalisasi keberadaan Bank Sampah di Kukar. Salah satunya adalah dengan menghadirkan Bank Sampah Induk, untuk mengakomodir seluruh Bank Sampah yang ada di Kuakr.
Dijelaskan oleh Kepala Dinas DLHK Kukar, Alfian Noor, bahwa sejatinya kini telah ada sekitar 58 Bank Sampah di Kukar. Hanya saja ia menyayangkan bahwa mayoritas Bank Sampah yang ada, kini bisa dikatakan mati suri.
Faktor utamanya adalah nilai ekonomis dari pengelolaan bank sampah itu sendiri. Alfian Noor mencontohkan salah satunya adalah Bank Sampah yang berada di kecamatan Kota Bangun. Dimana masalahnya terletak pada biaya angkut yang mengikis nilai ekonomis dari sampah yang dikumpulkan.
“Karena jarak antara Bank Sampah dengan pengepul ini kan, jadinya nilai ekonomis dari sampah yang dikumpulkan itu jadinya berkurang, atau bahkan bisa hilang. Karena biaya transportasi dan lainnya,” terang Alfian Noor.
Hal ini lah yang kemudian mengikis semangat para pengelola Bank Sampah, sebagai jalan keluar dari permasalahan itu. Alfian Noor mengatakan bahwa pihaknya akan menghadirkan Bank Sampah induk, untuk mengakomodir seluruh Bank Sampah di Kukar.
Dimana nantinya, Bank Sampah induk akan diproyeksikan untuk menjemput tabungan sampah, yang dikumpulkan di setiap Bank Sampah di Kukar. Juga membantu mengakomodir penjualan produk yang dihasilkan, oleh Bank Sampah tersebut. Termasuk juga memberikan pembinaan kepada pengelola Bank Sampah, agar kembali bersemangat dalam melakukan pengelolaan.
“Nah nanti hasil penjualan dari produk yang dihasilkan oleh Bank Sampah yang ada ini, akan kita kembalikan murni seutuhnya kepada Bank Sampah, di masing-masing desa ataupun kelurahan. Untuk dikembalikan pada nasabahnya,” lanjutnya.
Alfian Noor menambahkan, wacana menghadirkan Bank Sampah induk ini, bukan berarti pihaknya akan membangun Bank Sampah baru. Akan tetapi memanfaatkan Bank Sampah yang ada di sebelah kantor DLHK Kukar, tepatnya di Jalan Ahmad Dahlan, Kelurahan Sukarame Tenggarong. Hanya saja mungkin nanti akan dilakukan perluasan terlebih dahulu, terhadap Bank Sampah yang sudah beroperasi sejak tahun 2019 tersebut.
Pengembangan keberadaan bank sampah ini, merupakan bagian dari program desa ramah lingkungan. Dimana disetiap desa dan kelurahan di Kukar, diproyeksikan bakal memiliki Bank Sampah sehat minimal satu unit.
“Makanya kan kalau ada 237 desa dan kelurahan di Kukar, itu kan paling tidak ada satu Bank Sampah di masing-masing desa atau kelurahan. Kami siap mengendalikannya,” ungkapnya.
Dengan keberadaan Bank Sampah ini, diharapkan kedepannya tidak ada lagi sampah yang dibuang sembarangan, utamanya dibuang ke sungai. Mengingat memang banyak pemukiman masyarakat di Kukar yang berada di sekitaran sungai.
Untuk mendorong keberlangsungan jalannya Bank Sampah ini, Alfian Noor sadar betul bahwa faktor utamanya adalah nilai ekonomis yang dihasilkan. Oleh sebab itu ia mengaku akan melakukan pengembangan terhadap produk turunan dari sampah plastik tersebut, sehingga bernilai ekonomis. Selain kompos yang selama ini memang sudah diproduksi.
“Bahkan pak bupati meminta ini (hasil turunan dari Bank Sampah) dijadikan e-katalog. Makanya ini menjadi kerja keras lagi bagi pengurus Bank Sampah, agar bagaimana Bank Sampah ini menjadi nilai jual yang secara profesional punya mutu,” tutupnya. (tabs)