Ciptakan Regenerasi, Bupati Kukar Ingin Ilmu Pertanian Jadi Mulok di Sekolah

TENGGARONG – Serius kembangkan sektor pertanian sebagai komoditas unggulan, Bupati Kutai Kartanegara (Kukar), Edi Damansyah, sampaikan keinginannya menjadikan ilmu pertanian sebagai muatan lokal (mulok) di Sekolah. Bahkan, kabarnya keinginan ini juga sudah mendapat restu dari Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim), Akmal Malik.

Edi mengatakan, rencana ini sebenarnya sudah ada sejak dua tahun lalu. Namun sampai saat ini rencana ini masih belum mendapat tindak lanjut secara serius. Padahal, ia merasa sektor pertanian memiliki potensi yang sangat besar di Kukar. Mengingat dalam jangka panjang, sektor Sumber Daya Alam (SDA) mineral yang selama ini menjadi andalan pasti akan habis.

Oleh sebab itu, ia tak ingin Kukar terus bergantung pada sumber daya mineral. sehingga regenerasi para pelaku pertanian mesti didorong. Salah satu upaya yang dianggap konkret, adalah dengan memasukkan ilmu pertanian ke dalam materi mulok di bangku sekolah.

“Saya optimis, kalau konsep ini bisa berjalan. Karena sektor ini sangat menjanjikan, peluang kerja luas. Kebijakan pemerintah pun sangat memihak terhadap bidang pangan, tinggal regenerasinya,” sebut Edi Damansyah, Senin (19/2/2024).

Selama ini, banyak upaya yang telah dilakukan Pemkab Kukar, untuk menjadikan Kukar sebagai lumbung pangan bagi Kaltim dan Ibu Kota Nusantara (IKN). Mulai dari mengoptimalkan lahan pertanian, peternakan serta perikanan. Hingga menyalurkan bantuan seperti sarana prasarana (sapras) untuk menunjang produktivitas kepada petani, peternak dan nelayan.

Upaya ini sendiri tidak dilakukan pemerintah sendiri, tapi juga menggandeng berbagai pihak. Mulai dari bekerjasama dengan TNI hingga melibatkan sektor perusahaan swasta dalam pengembangan sektor pertanian.

Saat ini, Pemkab Kukar tidak hanya berupaya mengoptimalkan petani tradisional menjadi petani modern. Namun juga bagaimana regenerasi dari kelompok pemuda tani hingga petani milenial terwujud. Yakni dengan terus memberikan edukasi, pemahaman bahwa pertanian tidak identik dengan lumpur. Tetapi sekarang telah beralih ke manajemen dan teknologi.

“Kami ingin pembangunan pertanian itu didorong dari yang sebelumnya tradisional sekarang sudah modern. Potensi sektor ini besar, seperti Kukar ini banyak lahan eks tambang yang ekstrem. Dia bisa digunakan, tetapi dengan perlakuan tersendiri. Kami banyak diskusi dengan Pj Gubernur, dan semangatnya sama,” pungkasnya.

Penulis : Ady Wahyudi

Editor : Muhammad Rafi’i