Budidaya Udang Windu, Masyarakat Desa Sepatin Bisa Raup Untung Ratusan Juta Rupiah

Tenggarong – Desa Sepatin, Kecamatan Anggana, merupakan salah satu desa,yang terletak di daerah pesisir Kutai Kartanegara (Kukar). Letak geografisnya yang berdekatan langsung dengan laut, menjadikan mayoritas penduduknya berprofesi sebagai nelayan.

Kepala Desa (Kades) Sepatin, Arianto Juanda, menjelaskan nelayan di desanya terbagi atas dua kategori. Yaitu nelayan tangkap dan nelayan budidaya. Untuk nelayan budidaya sendiri, masyarakat Desa Sepatin mayoritas membudidayakan udang windu. Berkat budidaya udang windu ini, Desa Sepatin menjadi terkenal sebagai salah satu wilayah penghasil udang windu di Kukar.

“Sangat luar biasa budidaya udang windu disini, karena kan yang membuat Kukar terkenal dengan udang windu itu berasal dari Desa Sepatin, Muara Pantuan dan Anggana,” kata Juanda, Senin (8/5/2023).

Dari hasil budidaya udang windu ini, para nelayan budidaya di desanya bisa mendapatkan penghasilan yang terbilang besar. Mulai dari puluhan hingga ratusan juta rupiah. Tergantung luasan tambak yang mereka miliki.

Apalagi, udang windu yang menjadi salah satu andalan sektor perikanan di Kukar ini, sudah terkenal hingga ke mancanegara. Tak heran, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kukar, terus memberikan perhatian serius pada para pelaku budidaya udang di Desa Sepatin.

Melalui program 25 ribu nelayan produktif, Juanda mengatakan bantuan langsung yang diberikan Pemkab kepada masyarakat di Desa Sepatin. Untuk mengembangkan sektor perikanan sudah begitu terasa. Baik itu oleh nelayan budidaya maupun nelayan tangkap.

“Alhamdulillah, tahun ini saja kami diberi bantuan bibit udang sekitar 10 juta bibit, dan pada tahun 2022 lalu pak bupati memberikan bantuan nelayan tangkap kita itu hampir 300 mesin,” ungkapnya.

Melihat apa yang sudah berjalan di desanya ini, Juanda mengaku bersyukur. Akan tetapi dimatanya, potensi ini masih bisa terus dikembangkan. Lantaran selama ini masyarakat di desanya, hanya menjual hasil produksi udang maupun ikan mereka secara langsung.

“Saya berharap kita bisa mengelola potensi kita ini. Supaya masyarakat tidak hanya menjual dalam bentuk baku. Tetapi juga misa menghasilkan produk turunan supaya nilainya menjadi lebih tinggi,” tutupnya. (adv/tabs)