Beragam Suku, Ras dan Agama, Bukti Toleransi di Desa Kerta Buana sejak Lama Sudah Ada

TENGGARONG – Toleransi sepertinya bukan hal yang asing bagi Desa Kerta Buana. Bahkan dianggap satu desa yang menjadi miniatur Indonesia, karena keberagaman Suku, Agama Ras dan Antargolongan (SARA). Di mana dari 5.625 warganya mayoritas penduduknya beragama Hindu. Sisanya beragama Islam, Protestan, Katolik, Buddha dan Konghucu.

Seperti yang ditunjukkan oleh masyarakat Desa Kerta Buana. Bagaimana turut mendukung rangkaian Hari Nyepi tahun 2023 yang jatuh pada 23 Maret 2023. Hal ini diungkapkan langsung Kades Kerta Buana, I Dewa Ketut Adi Basuki. Masyarakat non Hindu pun turut andil memberikan dukungan pada masyarakat yang merayakan Hari Nyepi.

“Dukungan luar biasa dari masyarakat non Hindu, apalagi di sini toleransi sudah dibentuk sejak lama, cukup bagus, dan luar biasa, dan animo mereka sangat luar biasa,” ujar I Dewa Ketut Adi Basuki, Selasa (21/3/2023).

“Ada yang turut menjaga lingkungan dari masyarakat non Hindu, kita saling menjaga. Biasa itu,” lanjutnya.

Rangkaian Hari Nyepi tahun ini diawali dengan Pawai Ogoh-ogoh, yang sempat vakum selama 2 tahun karena pandemi Covid-19. Diperkirakan mampu menyedot penonton hingga ribuan orang. Acara yang cukup ditunggu oleh masyarakat ini, diperkirakan akan ikut mengerek perekonomian UMKM warga Desa Kerta Buana.

“Melihat sejak pagi hari, banyak masyarakat yang membuka lapak jualan dadakan,” tutupnya. (adv)