Tenggarong – Program pendampingan desa Pendekar Idaman, resmi berjalan. Program ini disusun oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kutai Kartanegara (DPMD Kukar), diharapkan mampu mengoptimalkan jalannya pemerintahan di desa. Dalam menjalankan kewenangan, tugas dan fungsinya.
Kepala DPMD Kukar, Arianto, mengatakan bahwa dalam menjalankan roda pemerintahan pemdes masih dinilai kekurangan Sumber Daya Manusia (SDM). Baik dari segi jumlah maupun kapasitasnya.
“Sehingga dengan adanya Pendekar idaman ini, paling tidak ya, mudah-mudahan tidak ada lagi desa yang bermasalah,” ungkap Arianto, Rabu (1/2/2023).
Apalagi kini semua sistem sudah mulai melakukan transisi kearah digital, kehadiran pendekar idaman diharapkan mampu mengoptimalkan perbaikan data di desa. Termasuk juga agar seluruh aplikasi yang harus dijalankan desa, bisa dilaksanakan dengan baik.
Baik aplikasi yang merupakan program daerah maupun pusat, seperti aplikasi Profil Desa dan Kelurahan (Prodeskel). Juga aplikasi evaluasi desa, serta memberikan pengarahan terkait dengan tata kelola keuangan desa, jika pemdes mengalami kendala. Selain menjalankan tugas utamanya melakukan pendampingan program Rp 50 juta per RT.
“Itu semua akan dibantu teman-teman pendekar idaman, itu harapan kita,” lanjutnya.
Dalam menjalankan tugasnya, para Pendekar Idaman pun dianggarkan untuk honor mereka mencapai Rp 11 miliar per tahun. Melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kukar. Mulai dari pendamping di tingkat desa, kecamatan hingga tenaga ahli ditingkat kabupaten.
“Honornya bervariasi, dari tenaga ahli di kabupaten itu kurang lebih sekitar Rp 13-14 Juta, termasuk biaya operasional dan lainnya. Pendampingan desa yang ada di kecamatan itu honornya ada diangka Rp 5-6 juta, terus yang di desa, pendamping desa dan kelurahan itu di angka Rp 2,9 juta,” pungkas Arianto. (afi)