TENGGARONG – Anggota Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian, menggelar Workshop Pendidikan transisi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) menuju Sekolah Dadar (SD) yang menyenangkan. Diikuti oleh seluruh kepala sekolah tingkat Paud se-Kutai Kartanegara (Kukar), di Swiss-Bellhotel Samarinda.
Dengan diselenggarakannya kegiatan ini, Hetifah berharap dapat meningkatkan pemahaman para tenaga didik maupun dan juga memberikan pemahaman pada semua pihak. Terkait kesalahan konsepsi yang terjadi pada sistem pendidikan di tingkatan Paud.
Mengingat selama ini terjadi salah konsepsi tentang pelajaran standar, yang diberikan pada anak dituangkan dalam pendidikan PAUD. Dimana pembelajaran Baca Tulis dan Hitung (Calistung) dianggap sebagai materi pemahaman pokok, yang harus dipahami pada siswa PAUD.
“Jadi sebenarnya ditingkat PAUD anak tidak bisa diwajibkan untuk bisa calistung. Yang dibutuhkan adalah bagaimana anak belajar hidup, bagaimana dia sebagai manusia. Pondasinya dibentuk sedemikian rupa sehingga dia bisa terus belajar dan mengembangkan kompetensinya dijenjang pendidikan berikutnya,” terang Hetifah, Jumat (28/7/2023).
Oleh sebab itu, ia menambahkan bahwa workshop ini merupakan upaya yang dilakukan oleh pihaknya untuk menghapus mis konsepsi tersebut. Kedepannya Hetifah juga berkeinginan untuk melaksanakan workshop pendidikan ini bagi para orang tua.
“Karena kadang-kadang orang tua yang memberikan satu standar kepada anak-anak, membandingkan anak satu dengan yang lainnya. Terus menciptakan satu situasi yang dapat membuat anak tertekan,” tambahnya.
Sementara itu, Direktur SD Kemdikbudristek RI, Muhammad Hasbi, menjelaskan bahwa dalam workshop pendidikan ini ada 3 program yang coba diterapkan. Sebagai upaya membuat transisi yang menyenangkan dari PAUD ke SD.
Salah satunya adalah dengan menghapus calistung dari penerimaan peserta didik baru, yang kedua adalah melakukan masa pengenalan lingkungan sekolah, agar murid terbiasa dengan sekolah, guru maupun teman belajarnya. Serta terus mendorong pembelajaran yang menyenangkan bagi anak.
“Idealnya di PAUD itu diajari pondasi seperti akhlak dan budi pekerti yang baik, itu yang paling mendasar. Kemudian bagaimana anak memiliki kemapuan untuk berinteraksi secara positif dengan lingkungan belajarnya. Bagaimana anak memiliki kemandirian dalam kegiatan sehari-hari. Baru masuk kemapuan kognitifnya, diantaranya calistung tapi harus diajarkan dengan cara yang menyenangkan. Jadi anak tidak menganggap belajar itu sebagai siksaan,” tutup Hasbi. (tabs)