TENGGARONG – Bupati Kutai Kartanegara (Kukar), Edi Damansyah, menyebut pihaknya akan melanjutkan penyaluran Bantuan Keuangan Khusus Desa (BKKD), kepada seluruh desa di Kukar. Hal ini ia sampaikan dalam sambutannya, pada kegiatan Sosialisasi Tata Kelola Aset Desa dan dilangsungkan di Ruang Serbaguna Bappeda Kukar, pada Senin (5/8/2024) kemarin.
Dalam kegiatan yang dihadiri oleh 138 kepala desa (kades) di Kukar itu, Edi Damansyah menyampaikan hasil evaluasinya terhadap realisasi dari program penyaluran BKKD tersebut. Menurutnya, capaian dari penyaluran BKKD di Kukar sudah berjalan dengan baik. Sehingga pihaknya berencana untuk kembali menggulirkan BKKD untuk mempercepat proses pembangunan di desa.
“Kemarin kami mengevaluasi, cukup baik capaiannya. Makanya saya sampaikan juga, pertanggungjawabannya juga harus baik. Jangan sampai kita hanya berhasil dalam pelaksanaanya, tapi dalam pertanggungjawabannya tidak tertib,” sebut Edi Damansyah.
Lebih lanjut, Edi mencontohkan, realisasi dari penyaluran BKKD yang terbukti efektif dijalankan pemerintah desa. Yakni permasalahan tenaga kesehatan bidan di Puskesmas Bantuan (Pusban). Kebutuhan tersebut berhasil terpenuhi melalui rekrutmen yang dilakukan oleh pemerintah desa dengan petunjuk teknis dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kukar.
“Itu yang direkrut anak-anak asli desa setempat yang basis pendidikannya adalah bidang kesehatan. Ternyata banyak dan Alhamdulillah sekarang telah terpenuhi dan itu penggajiannya melalui BKKD. Ini kan tuntas persoalan Sumber Daya Manusia (SDM),” serunya.
Selain masalah SDM, Edi juga mengatakan BKKD juga terbukti efektif mempercepat pengerjaan-pengerjaan infrastruktur di lingkungan desa. Seperti perbaikan kantor desa, jalan lingkungan dan termasuk juga pemasangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) komunal di sejumlah desa yang dijalankan melalui BKKD.
“Alhamdulilah, sejauh ini dijalankan oleh desa bisa berjalan dengan baik,” tuturnya.
Sementara itu saat disinggung soal alokasi anggaran yang disalurkan untuk BKKD, Edi mengaku tidak mengetahui secara detail. Karena anggaran BKKD yang disalurkan kepada setiap desa berbeda-beda. Tergantung dengan kebutuhan masing-masing desa.
“Kalau besaran anggarannya itu relatif sih. Karena kan ada surveinya, teman-teman di Politeknik Negeri Samarinda juga kami libatkan dalam tim teknis itu,” tutupnya. (Adv)
Penulis : Ady Wahyudi
Editor : Muhammad Rafi’i