Segera Beroperasi, Pabrik Rumput Laut Diprediksi Bisa Tingkatkan Harga Pasaran 

TENGGARONG – Mulai dikerjakan secara bertahap sejak tahun 2017, pabrik pengolahan rumput laut di Desa Muara Badak Ulu, Kecamatan Muara Badak, Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar), dipastikan akan segera beroperasi. Saat ini proses pembanguan fisik pabrik itu telah sepenuhnya rampung, hanya tinggal menunggu kedatangan mesin pengolah yang diperkirakan akan sampai dalam dua pekan kedepan.

“Mesin tersebut akan tiba dalam satu atau dua minggu kedepan dan setelah tiba masih ada proses perakitan yang akan memakan waktu satu hingga dua bulan,” sebut Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kukar, Sayid Fathullah, pada Jumat (18/10/2024).

Ia mengatakan, pabrik ini diproyeksikan untuk mampu memproses rumput laut menjadi bubuk rumput laut dengan kapasitas 20 ton per bulan. Untuk memenuhi kebutuhan produksi, akan dibutuhkan bahan baku rumput laut basah sekitar 150-200 ton per bulan.

Karena kebutuhan bahan baku yang cukup banyak, Disperindag Kukar berharap Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan perusahaan daerah (perusda) dapat terlibat. Dengan menggandeng koperasi, dalam menyuplai rumput laut.

Selain itu, Disperindag Kukar juga mendorong agar Industri Kecil Menengah (IKM) dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) lokal, mampu memanfaatkan rumput laut sebagai bahan dasar produk makanan dan minuman. Produk unggulan yang akan diprioritaskan, adalah beras dan mie instan berbasis rumput laut. Karena memang memiliki nilai gizi yang tinggi.

“Kami menargetkan pabrik ini dapat beroperasi pada awal tahun 2025 dan mampu memproduksi powder serta turunannya. Kami ingin pabrik ini memberikan manfaat yang besar bagi warga sekitar, serta mendukung potensi pasar di Ibu Kota Nusantara (IKN),” tambahnya.

Dengan kehadiran pabrik ini, Sayid Fathullah berharap akan ada dampak instan bagi petani. Salah satunya mampu mengatrol harga rumput laut di pasaran, yang saat ini berada dikisaran Rp 15 ribu per kilogram (kg). “Kami berharap harga dapat naik menjadi Rp 17 ribu atau Rp 18 ribu per kg, sehingga kesejahteraan petani meningkat dan mereka tidak lagi bergantung pada pengepul yang sering menekan harga,” tandasnya.

Penulis : Ady Wahyudi

Editor : Muhammad Rafi’i