TENGGARONG – Wakil Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) RI, Mahyudin, menyoroti ketergantungan Kalimantan Timur (Kaltim) terhadap Sumber Daya Alam (SDA) ekstraktif. Ini dianggap menjadi PR besar yang dihadapi Kaltim. Seperti yang disampaikannya dalam Ruang Dialog Kaltim Keren, di Tenggarong, Kutai Kartanegara (Kukar).
Mantan bupati Kutai Timur (Kutim) tersebut, menyebut ini menjadi permasalahan mendasar ekonomi di Kaltim. Karena tingginya ketergantungan terhadap SDA ekstraktif, mencapai 50 persen lebih. Terutama dari aktivitas tambang batu bara dan galian.
“Kita tahu akan berakhir dan rentan terhadap nilai atau harga pasar internasional,” ungkap Mahyudin, Senin (3/6/2024) malam.
“Prediksi (harga) komoditas turun, maka pendapatan (Kaltim) juga turun,” lanjut Mahyudin.
Maka perlu ada langkah serius yang harus dilakukan oleh pemerintah, dalam hal ini Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltim). Semisal, membangun industrialisasi. Yakni menciptakan produk-produk turunan dari sumber daya yang bisa diperbaharui.
“Kita juga harus membangun sektor ekonomi yang tidak bergantung dengan SDA yang pasti habis,” ujarnya lagi.
Hal lain yang disampaikan masyarakat dalam ruang dialog tersebut, pun menyampaikan perlunya peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM), khususnya di Kukar. Ia mengingatkan SDM di Kaltim harus bisa meningkatkan kapasitasnya. Sehingga ketika Ibu Kota Nusantara (IKN) berjalan, diikuti dengan masuknya gelombang penduduk yang ikut pindah ke IKN. Masyarakat Kaltim tidak hanya jadi penonton saja.
“Masyarakat Kaltim harus punya jiwa kompetisi, terlebih ditetapkan jadi bagian IKN. Mampu membangun SDM yang lebih baik, punya nilai kompetitif yang kuat,” tutup Mahyudin.
Penulis : Muhammad Rafi’i