Perkuat Penanganan Stunting, Pemkab Kukar Berikan Smartphone untuk Kader Desa

TENGGARONG – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Kartanegara (Kukar) memberikan dukungan teknologi bagi Kader Pembantu Pembina Keluarga Berencana Desa (PPKBD) dan Sub PPKBD di seluruh Kukar. Hal ini dilakukan dalam rangka memperkuat program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) serta mempercepat penurunan angka stunting.

Dukungan ini diwujudkan dengan pemberian smartphone kepada para kader. Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Kukar, Sunggono, menyampaikan bahwa handphone yang disalurkan dilengkapi aplikasi pelaporan. Ini memungkinkan kader untuk mencatat dan mengirim data secara langsung, sehingga mempercepat respon terhadap kasus yang membutuhkan intervensi.

“Kami berharap para kader dapat memanfaatkan smartphone ini dengan bijak untuk mendukung tugas mereka di lapangan, khususnya dalam menangani stunting. Pemkab Kukar juga memastikan adanya dukungan operasional agar para kader bisa bekerja lebih efektif,” kata Sunggono.

Kebijakan ini sejalan dengan program nasional dalam penanganan stunting. Pada Juni lalu, Pemkab Kukar telah melakukan pengukuran kesehatan balita di seluruh wilayah, dengan hasil memuaskan di sebagian besar kecamatan. Kecuali di Muara Kaman yang masih menghadapi kendala akses.

Selain itu, Pemkab Kukar telah mengambil langkah intervensi khusus bagi balita yang membutuhkan perhatian lebih, termasuk pemberian makanan bergizi tambahan. Serta memberikan layanan konsultasi dengan dokter spesialis anak untuk mendukung tumbuh kembang mereka.

Sunggono juga menjelaskan bahwa stunting di Kukar banyak disebabkan oleh infeksi berulang, akibat kurang gizi dan paparan asap rokok. Oleh karena itu, edukasi mengenai penyebab stunting menjadi bagian penting dalam sosialisasi kepada masyarakat.

Sebagai inovasi dalam penanganan stunting, Pemkab Kukar melalui Tim Percepatan Penanggulangan Stunting (TP2S) mengembangkan program “RagaPantas” sejak 2021. Program ini dirancang untuk memastikan anak mendapatkan asupan gizi yang cukup, pola asuh yang baik, serta pendampingan bagi calon ibu.

“Audit kasus stunting juga dilakukan untuk mengidentifikasi kondisi yang perlu penanganan lebih lanjut,” tutupnya. (Adv)

Penulis : Ady Wahyudi

Editor : Muhammad Rafi’i