TENGGARONG – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Kartanegara (Kukar) terus menaruh perhatian serius terhadap penanganan bencana. Pasalnya, intensitas bencana di Kukar terbilang cukup sering terjadi. Hingga Juni 2024, tercatat telah terjadi 44 kejadian bencana alam yang berdampak langsung pada 1.099 warga.
Berbagai bencana yang melanda wilayah ini mencakup kebakaran, tanah longsor, banjir, kecelakaan di perairan Mahakam, serta insiden pohon tumbang. Dari seluruh kejadian tersebut, kebakaran menjadi bencana yang paling sering terjadi dengan 19 kasus. Selain itu, pohon tumbang tercatat terjadi sebanyak 8 kasus, sementara kekeringan mengakibatkan masalah di 7 titik.
“Kami mencatat hingga Juni 2024, total 1.099 warga terdampak oleh bencana alam di berbagai wilayah Kukar,” sebut Asisten I, Sekretariat Kabupaten (Setkab) Kukar, Akhmad Taufik Hidayat.
Meskipun bencana alam tersebut tidak selalu menyebabkan kerugian yang besar, dampaknya terhadap kehidupan masyarakat tetap terasa, terutama di wilayah yang rentan terhadap banjir dan kekeringan. Menurutnya, banjir dan kekeringan, menjadi tantangan utama bagi warga Kukar yang sebagian besar menggantungkan hidup pada sektor pertanian.
Dalam rangka mengatasi dan memitigasi dampak bencana, pemerintah daerah Kukar terus meningkatkan langkah-langkah antisipasi. Taufik menjelaskan, pihaknya telah bekerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kukar untuk memetakan wilayah-wilayah rawan bencana dan mempersiapkan langkah-langkah penanganan darurat.
“Kami terus melakukan patroli, pemetaan, serta sosialisasi kepada masyarakat agar lebih siap menghadapi bencana. Selain itu, BPBD juga siap dengan peralatan yang memadai untuk menangani insiden kebakaran dan banjir,” tambahnya.
Taufik juga mengimbau masyarakat untuk lebih waspada dan siap menghadapi bencana. Menurutnya, meskipun upaya pencegahan terus dilakukan oleh pemerintah, peran masyarakat dalam menjaga lingkungan dan meminimalkan risiko bencana juga sangat penting. Misalnya, warga diimbau untuk tidak membakar lahan secara sembarangan dan memperhatikan saluran drainase untuk mengurangi risiko banjir.
“Kami berharap dengan adanya kerjasama antara pemerintah dan masyarakat, dampak dari bencana di Kukar dapat diminimalisir di masa mendatang,” pungkasnya.
Penulis: Ady Wahyudi
Editor : Muhammad Rafi’i