Masalah Air Bersih Jadi Isu Paling Kritis di Kukar 

TENGGARONG – Isu ketersediaan air bersih terus menjadi sorotan di Kutai Kartanegara (Kukar). Dalam safarinya ke 251 titik wilayah Kukar, Bupati Edi Damansyah mendapati persoalan ini menjadi keluhan utama masyarakat, khususnya di wilayah terpencil.

Meski akses air bersih terus membaik, pemerataan distribusi hingga pelosok desa masih menjadi tantangan besar yang harus dihadapi oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kukar.

“Kukar memiliki wilayah yang sangat luas, dengan 193 desa dan 44 kelurahan. Tantangan geografis seperti jarak antarwilayah yang mencapai puluhan kilometer, ditambah adanya dusun-dusun terpencil yang terpisah oleh sungai, menjadi kendala utama penyediaan layanan air bersih,” ungkap Edi Damansyah, Kamis (2/1/2025).

Meskipun desa induk di Kukar umumnya sudah memiliki akses air bersih, persoalan justru muncul di dusun-dusun yang menjadi pecahan desa. Banyak dari dusun ini awalnya hanya kawasan bercocok tanam, tetapi kini berkembang menjadi permukiman yang berjauhan dari pusat desa.

“Dusun-dusun ini sering kali tidak terjangkau infrastruktur PDAM. Ini menjadi pekerjaan rumah besar bagi kami,” tambah Edi.

Untuk menjawab tantangan tersebut, Pemkab Kukar mengandalkan program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas). Program ini dirancang khusus untuk menyediakan akses air bersih, bagi daerah-daerah yang sulit dijangkau oleh PDAM.

Hasilnya cukup signifikan. Pada periode 2022-2023, 42 unit Pamsimas telah berhasil dibangun, dan jumlahnya melonjak menjadi 60 unit pada 2024. Namun, Edi Damansyah menekankan bahwa peningkatan kapasitas Pamsimas menjadi prioritas utama ke depan.

“Pamsimas dengan kapasitas awal 2 liter per detik mungkin cukup untuk kebutuhan awal. Namun, seiring bertambahnya penduduk, kapasitas ini harus ditingkatkan hingga 5-10 liter per detik,” jelasnya.

Pemkab Kukar juga merancang strategi integrasi antara program Pamsimas dan peningkatan layanan PDAM untuk menjangkau lebih banyak wilayah. Fokus utamanya adalah pemerataan layanan air bersih di seluruh desa dan dusun, termasuk yang paling terpencil.

“Kami berupaya agar air bersih tidak lagi menjadi masalah di Kukar. Dengan perencanaan matang, tahun 2025 akan menjadi momentum untuk memastikan setiap warga memiliki akses yang layak,” tegas Edi.

Bagi Pemkab Kukar, akses air bersih bukan hanya kebutuhan, tetapi juga bagian dari visi besar untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara berkelanjutan. “Air bersih adalah hak dasar semua orang. Kami berkomitmen menjadikan ini prioritas, sehingga masyarakat Kukar di mana pun berada dapat menikmati kehidupan yang lebih sehat dan berkualitas,” tutupnya.

Penulis : Ady Wahyudi

Editor : Muhammad Rafi’i