TENGGARONG – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Kartanegara (Kukar) terus menunjukkan komitmennya dalam mempercantik wajah Kota Tenggarong. Kini mulai dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Kota Raja dan sekitarnya. Penataan yang dilakukan secara bertahap dalam beberapa tahun terakhir telah mengubah berbagai sudut kota menjadi lebih estetik, modern, dan nyaman.
Sejumlah area yang dulunya biasa saja kini menjadi ikon baru kebanggaan warga. Kawasan Taman Titik Nol di depan Museum Mulawarman sukses menjadi magnet wisata. Kawasan Simpang Odah Etam juga menghadirkan nuansa kota tua yang nyaman untuk bersantai. Selain itu, Taman Kota Raja (TKR) dengan Menara Tuah Himba serta Pusat Jajanan Serba Ada (Pujasera) yang hampir rampung, kini menjadi daya tarik tersendiri.
Tak hanya soal tempat wisata dan hiburan, Pemkab Kukar juga memperhatikan infrastruktur penunjang kenyamanan masyarakat. Pelebaran jalan serta pembangunan saluran air di titik-titik rawan banjir menjadi fokus utama. Meski proses ini mengharuskan beberapa bangunan dibongkar, penataan tetap berjalan kondusif tanpa gejolak berarti.
Bupati Kukar, Edi Damansyah, mengungkapkan bahwa keberhasilan proses penataan Kota Tenggarong tidak lepas dari pendekatan humanis yang dilakukan pemerintah daerah. Dialog langsung dengan masyarakat melalui perangkat pemerintahan hingga tingkat RT menjadi strategi utama dalam memastikan masyarakat memahami pentingnya program ini.
“Banyak pekerjaan yang harus kita lakukan di Tenggarong dengan pola-pola humanis. Kami selalu mengedepankan dialog dan memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang dampak jangka panjang dari apa yang kita kerjakan,” ujar Edi, Senin (6/1/2025).
Ia juga menyampaikan apresiasi kepada masyarakat Tenggarong yang telah aktif mendukung upaya ini. “Kami sangat berterima kasih atas partisipasi aktif warga Kota Tenggarong dan sekitarnya. Semua ini tidak mungkin tercapai tanpa peran serta masyarakat,” tambahnya.
Revitalisasi Pasar Tangga Arung menjadi contoh nyata bagaimana pendekatan humanis membuahkan hasil. Lebih dari 350 pedagang yang terdampak proses ini bersedia pindah sementara ke lokasi lain, bahkan dengan sukarela membantu mengemasi sisa-sisa bangunan ruko mereka.
Pasar Tangga Arung yang tengah dalam tahap pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH) dirancang menjadi pasar modern dengan konsep pasar kering, yang diproyeksikan akan selesai akhir 2025 atau awal 2026.
Meski banyak perubahan telah terjadi, Edi Damansyah mengingatkan bahwa penataan Kota Tenggarong belum sepenuhnya selesai. Salah satu tantangan yang dihadapi adalah kawasan di Jalan Ki Hajar Dewantara, khususnya jalan di simpang kuburan, yang belum bisa disentuh karena statusnya berupa Sertifikat Hak Milik (SHM).
“Kami masih mencoba mencari solusi untuk kawasan tersebut. Saya heran juga kenapa bisa ada sertifikat di atas lahan jalan. Tapi ini bagian dari tantangan yang harus kita selesaikan,” ujarnya.
Bupati memastikan bahwa tahun 2025 akan menjadi momentum penting untuk melanjutkan penataan Kota Tenggarong sesuai master plan yang telah dirancang “Kami berkomitmen menuntaskan pekerjaan yang tersisa. Kota Tenggarong akan terus berubah menjadi kota yang lebih baik dan nyaman,” tutupnya.
Penulis: Ady Wahyudi
Editor: Muhammad Rafi’i