Komisi IV Soroti Kekurangan Sekolah dan Guru di Kaltim, Gratispol Terancam Tak Maksimal

SAMARINDA — Anggota Komisi IV DPRD Kalimantan Timur, Damayanti, menyoroti ketimpangan sarana pendidikan dan minimnya tenaga pendidik di berbagai wilayah di Kaltim. Ia menilai, program pendidikan gratis atau Gratispol yang selama ini digaungkan Pemprov, tidak akan berjalan efektif tanpa dukungan fasilitas dan sumber daya manusia yang memadai.

Mengacu pada data Dapodik tahun 2020, terdapat 3.030 sekolah dari jenjang SD hingga SMA di Kalimantan Timur. Namun, angka ini dinilai belum cukup menjangkau seluruh kebutuhan wilayah, terutama di daerah penyangga dan kawasan terpencil seperti Kabupaten Paser, Kutai Barat, hingga Mahakam Ulu.

“Sampai sekarang Balikpapan saja masih kekurangan SMA/SMK. Belum lagi di kabupaten-kabupaten lain yang kondisinya lebih tertinggal. Ini harus jadi perhatian,” kata Damayanti.

Di sisi lain, jumlah tenaga pengajar juga belum ideal. Berdasarkan data tahun 2022, hanya ada 9.613 guru baik berstatus PNS maupun non-PNS yang tercatat di Kaltim. Menurut Damayanti, Pemprov harus melakukan kajian ulang terhadap kebutuhan riil pendidikan di tiap kabupaten/kota.

“Yang dibutuhkan bukan hanya pembangunan fisik sekolah, tapi juga SDM-nya. Jumlah gurunya cukup atau tidak, usianya produktif atau malah sudah mendekati pensiun. Ini harus dihitung secara serius,” ujarnya.

Ia juga menegaskan bahwa program Gratispol akan sia-sia jika tak dibarengi kesiapan tenaga pendidik. “Pendidikan gratis memang baik, tapi kalau gurunya kurang, tidak akan berdampak maksimal. Kita jangan cuma bicara gratis, tapi abaikan fondasinya,” pungkas politisi PKB tersebut. (Adv)

Editor: Susanto

⚠️ Peringatan Plagiarisme

Dilarang mengutip, menyalin, atau memperbanyak isi berita maupun foto dalam bentuk apa pun tanpa izin tertulis dari Redaksi. Pelanggaran terhadap hak cipta dapat dikenakan sanksi sesuai UU Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta dengan ancaman pidana penjara maksimal 10 tahun dan/atau denda hingga Rp4 miliar.