TENGGARONG – Kementerian Pertahanan (Kemenhan) RI melalui Direktorat Jenderal (Dirjen) Potensi Pertahanan, menggelar Pembinaan Kesadaran Bela Negara Bagi Perangkat Desa, di Kutai Kartanegara (Kukar). Acara yang digelar pada Selasa (12/9/2023), berlangsung di Hotel Grand Elty Singgasana.
Acara tersebut dibuka langsung oleh Staf Ahli Bidang Ekonomi Kemhan, Mayjen TNI Piek Subyakto. Turut hadir Pasiter Kodim 0906/Kukar, Kapten (Inf) Iwan Rakinaung, Asisten I Setkab Kukar, Ahmad Taufik Hidayat, dan sejumlah perangkat desa di Kukar.
Dalam sambutannya, Piek Subyakto, agenda ini dilakukan oleh Kemenhan RI, dalam rangka menyebarluaskan nilai-nilai dasar bela negara. Karena bela negara tidak hanya menjadi tanggung jawab Kemenhan dan TNI saja. Namun juga tanggung jawab semua pihak, salah satunya perangkat desa.
Kegiatan yang tidak terpisahkan dari pembangunan revolusi mental dari Kabinet Indonesia bersatu ini, dikatakan Piek Subyakto, bertujuan untuk membangun dan menanamkan sikap mental dan perilaku warga negara untuk senantiasa cinta kepada tanah air. Serta memiliki kesadaran berbangsa dan bernegara.
“Nilai-nilai bela negara itulah yang diharapkan akan menjadi landasan sikap dan perilaku kita semua yang diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari sesuai bidang dan profesi masing-masing,” ujar Piek Subyakto.
Implementasi nilai dasar bela negara dianggap sangat penting dan dibutuhkan bagi Negara. Terlebih bila mencermati perkembangan dinamika ancaman saat ini, yaitu di era kemajuan teknologi dan keterbukaan informasi.
Pada era yang semakin terbuka dengan tingginya interdependensi seperti ini, perang bisa terjadi dengan menggunakan sarana, alat, sumber daya manusia (SDM) yang berada di negara sasaran dan terjadi dalam seluruh dimensi. Termasuk pada dimensi ideologi dan kultural. Perang tidak hanya dilakukan dengan cara mengirim tentara atau kekuatan militer dan bukan menguasai ruang wilayah.
Akan tetapi menguasai ekonomi, budaya, politik, teknologi, termasuk menguasai rule of law dari sebuah negara, sehingga garis pemisah antara perang dan damai semakin menipis. Dengan front yang non linear, bahkan medan tempur tidak terdefinisi dengan jelas.
“Salah satu upaya untuk menangkal ancaman tersebut di atas adalah dengan melaksanakan pembinaan kesadaran bela negara. Melalui kegiatan sosialisasi pembinaan kesadaran bela negara ini,” tutupnya.
Sementara itu, Asisten I Setkab Kukar, Ahmad Taufik Hidayat, pun menyambut baik sosialisasi yang digelar melalui Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kukar. Karena dengan adanya sosialisasi bela negara, sebagai langkah untuk mengatasi dan mengantisipasi ancaman yang dapat merusak tatanan kehidupan masyarakat. Serta yang dapat menimbulkan terjadinya disintegrasi bangsa.
“Sosialisasi yang sarat akan nilai dasar bela negara, perlu dilaksanakan secara masif, terstruktur dan terkoordinasi melalui program pembinaan yang terintegrasi dalam keseluruhan sistem yang ada di tengah masyarakat,” kata Taufik.
Lebih lanjut, peran perangkat desa sangat diperlukan dalam melakukan pembinaan kesadaran bela negara di lingkup masyarakat. Tentunya melalui pembiasaan dan keteladanan, yang juga perlu dilakukan oleh para tokoh masyarakat. Dengan pembiasaan dan pemberdayaan warga di rumah dan masyarakat, serta membentuk budaya masyarakat yang sarat akan sikap dan perilaku nyata terkait bela negara.
“Untuk itu kami berpesan, agar peserta mengikuti semua kegiatan sosialisasi ini dengan sungguh-sungguh, dan mengaplikasikan hasilnya di lingkungan masyarakat,” pungkas Taufik. (rk)