TENGGARONG – Kemarau berkepanjangan sebagai buntut dari fenomena El Nino, mengakibatkan sejumlah besar wilayah di Indonesia mengalami kekeringan. Hal ini tidak hanya mengancam ketersediaan air bersih bagi masyarakat, tapi juga turut meningkatkan potensi terjadinya Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla).
Di Kutai Kartanegara (Kukar) sendiri, kasus karhutla meningkat dalam beberapa waktu terakhir. Cuaca panas tanpa hujan yang melanda Kukar dalam tiga bulan ke belakang, mengakibatkan hutan gambut di Kukar rawan terbakar. Seperti yang terjadi di Desa Sabintulung (Kecamatan Muara Kaman), Desa Bendang Raya (Kecamatan Tenggarong), Kecamatan Loa Kulu, Loa Janan dan Kota Bangun.
Kondisi ini pun mendapat sorotan dari Ketua DPRD Kukar, Abdul Rasid. Ia mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan pembakaran lahan atau kebun terlebih dahulu. Karena dikhawatirkan dapat memicu karhutla.
“Cuaca kita ini lumayan panas, hampir tiga bulan tidak ada hujan. Kalau kita lihat kondisi air Sungai Mahakam juga surut. Kondisinya ini rawan sekali, makanya saya imbau masyarakat kita jangan bakar-bakar lahan ataupun kebun,” imbaunya.
Bahkan menurut pengamatannya, kondisi udara di Kukar juga sudah mengalami perubahan. Ia merasa udara di Kukar mulai berkabut dikarenakan asap dari karhutla. Sehingga langkah antisipasi perlu dilakukan oleh semua pihak, agar karhutla di Kukar tidak semakin meluas dan berdampak lebih buruk.
“Unit pemadam kita ada, tapi dikhawatirkan kalau unitnya tidak bisa menjangkau terlalu jauh karena terbatas, seperti kebakaran lahan gambut tidak bisa truk masuk,” pungkasnya.
Penulis : Ady Wahyudid
Editor :