Kemarau Panjang, 200 Ha Sawah di Kukar Terancam Gagal Panen

TENGGARONG – Kemarau berkepanjangan, melanda wilayah Kutai Kartanegara (Kukar) dalam beberapa bulan ke belakang. Kini sudah nulai berdampak pada sektor pertanian, seperti yang disampaikan langsung oleh Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Kadistanak) Kukar, Muhammad Taufik.

Ia mengatakan bahwa ada sekitar 200 hektare, lahan pertanian padi yang terindikasi berpotensi terjadi gagal panen atau puso. Meski demikian, Taufik menegaskan ini baru indikasi awal. Untuk laporan terjadi gagal panen dari sektor persawahan sendiri, masih belum ada di Kukar.

“Jadi baru ada indikasi, tapi jumlahnya tidak banyak. Yakni masih dibawah 200 hektare,” ungkap Taufik, Rabu (30/8/2023).

Dengan kondisi ini, Distanak Kukar bergerak cepat untuk mengantisipasi terjadinya gagal panen. Pemkab Kukar dan Kodim 0906/Kukar, telah melakukan peninjauan lapangan ke sejumlah lahan pertanian di Kukar.

Dari hasil peninjauan tersebut, Taufik mengatakan telah menentukan langkah-langkah strategis. Sebagai bentuk antisipasi terjadinya gagal panen.

“Kemarin kita tinjau ternyata masih ada sumber air walaupun kecil, jadi ini masih bisa dioptimalkan dengan menggunakan pompa air,” tambahnya.

Ia juga berpesan, bagi petani yang mulai mengalami kekeringan untuk segera berkoordinasi. Bisa dengan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), maupun langsung ke Distanak. Sehingga dapat dibantu melakukan pengairan lahan menggunakan pompa air.

“Mudah-mudahan bisa membantu, walau mungkin jangkauannya tidak luas,” tambahnya.

Disisi lain, Taufik merasa kondisi kekeringan ini seperti buah simalakama bagi Distanak Kukar. Dimana di satu sisi pihaknya mengharapkan turunnya hujan untuk pengairan. Tapi juga di sisi lain, kondisi ini juga dapat mempercepat proses pengerjaan prasarana dan sarana yang sedang dibangun.

Ia juga meminta kepada petani buah dan sayuran, supaya bisa menyesuaikan dengan kondisi. Tidak perlu memaksa melakukan penanaman apabila kondisinya masih kering seperti saat ini. Dan memilih untuk menunggu tanda-tanda turunnya hujan.

“Yang jelas secara umum baik petani maupun perkebunan itu akhir-akhir ini kan banyak yang buka lahan . Pemerintah daerah meminta supaya pembukaan lahan dikendalikan supaya tidak dilakukan pembakaran,” pungkasnya.

Penulis : Ady Wahyudi

Editor : Muhammad Rafi’i