TENGGARONG – Pecinta musik keras hardcore di Kutai Kartanegara (Kukar), dimanjakan dengan keseruan Gigs Old Family volume 2, yang digelar di Kedai Kami, pada Sabtu (8/7/2023) malam. Sukses menghentak pecinta musik keras di Tenggarong.
Event musik hardcore yang digarap secara kolektif, oleh Tenggarong Hardcore Family (THCF) dan Saund space ini, menampilkan aksi panggung dari 9 band hardcore dan juga punk. Mulai dari Sparta, Suffer In Vein, Swankscum, Said Breaking Up, Stub Born, Hellios, Midnight Does, Tanpa Kelas, dan ditutup oleh penampilan dari Budas.
Benda-benda lokal Kaltim ini, berhasil memuaskan dahaga para penggemar musik hardcore di Tenggarong. Dengan membawakan lagu andalannya masing-masing dan membuat para penonton dengan enerjik melakukan Moshing Pit.
“Event kolaborasi ini merupakan yang pertamakali dilakukan antara Thcf dan Soundspace. Cuman kita ngusung Gigs yang sudah pernah dilakukan oleh THCF di tahun 2016,” terang Liya, Owner dari Kedai Kami.
Ia mengatakan, pihaknya sangat senang bisa memfasilitasi ajang silaturahmi para pecinta musik hardcore di Tenggarong. Perempuan yang akrab disapa teteh itu pun menegaskan, bahwa pihaknya akan terbuka untuk melakukan kolaborasi dengan pihak manapun sesama pelaku ekonomi kreatif di Kukar.
Tidak hanya komunitas musik hardcore, tapi juga seluruh genre musik dan jenis seni pertunjukan lainnya.”Kita membuka diri selebar-lebarnya kepada seluruh komunitas yang ada di Tenggarong. Untuk berkolaborasi dan membuat event,” tambahnya.
Senada dengan teteh, Tegar Restu Dovianda, yang merupakan salah satu founder dari Sound Space Tenggarong, pun mengatakan bahwa sesama pelaku industri kreatif di Kukar, memang sudah seharusnya untuk terus bergerak dengan dan berkolaborasi.
“Ya harapan kami, mudah-mudahan banyak gerakan-gerakan baru yang tercipta lewat kolaborasi-kolaborasi seperti ini kedepannya nanti,” ujar tegar.
Sementara itu, salah satu anggota dari perwakilan dari THCF Tenggarong, Dede menjelaskan, event ini sengaja dihadirkan sebagai ajang silaturahmi sesama pecinta musik hardcore dari berbagai daerah di Kaltim. Juga merupakan gerakan yang dilakukan oleh THCF, untuk membangkitkan kembali skena musik hardcore di Tenggarong.
“Kita berharap skena musik hardcore ini bisa lebih membesar lagi kedepannya, serta juga semakin banyak diminati dan diketahui oleh masyarakat, khususnya di Kaltim,” ujar Dede.
Apalagi saat ini tren musik sedang mengarah pada musik-musik underground. Dede juga berharap Gigs ini bisa menjadi pemantik, untuk memancing komunitas-komunitas lainnya. Sesama pelaku ekonomi kreatif dari genre apapun untuk terus membuat event.
“Gigs-nya, Insya Allah tahun depan kita akan adakan lagi,” pungkasnya. (tabs)