TENGGARONG – Dalam dua hari secara beruntun, terhitung sejak Selasa (4/7/2023) kemarin, hingga hari ini, publik Kutai Kartanegara (Kukar) diselimuti kabar duka. Dengan dua kecelakaan yang terjadi di perairan Sungai Mahakam. Dimana kecelakaan tersebut terjadi di Desa Separi, Kecamatan Tenggarong Seberang dan di Kelurahan Sangasanga Muara Kecamatan Sangasanga.
Buntut dari dua peristiwa memilukan itu, 3 orang penumpang kapal dilaporkan tenggelam.
Berdasarkan keterangan Kasat Kepolisian Air dan Udara (Polairud) Polres Kukar, AKP MP Rachmawan, dua kecelakaan air ini sama-sama diakibatkan oleh kerusakan mesin. Yang mengakibatkan dua kapal ketinting nahas tersebut tidak dapat bergerak dan terseret arus, hingga karam karena tersangkut oleh kapal ponton.
“Kedua kejadian ini karena mesin kapal ketinting mati tiba-tiba. Itu yang membuat mereka terseret arus. Dan kapal ketinting ini gampang hanyut dan tersangkut kapal ponton. Jadi ini murni kecelakaan,” terang Rachmawan, Rabu (5/7/2023).
Sebagai informasi, dua kecelakaan air ini pertama kali terjadi di perairan Desa Sebulu pada hari Selasa (4/7/2023) sekitar pukul 16.30 WITA. Dimana sebanyak empat orang Anak Buah Kapal (ABK) Tug Boat Prima 2087 hendak menepi ke daratan untuk belanja kebutuhan logistik. Mereka adalah Andre, Wandi, Dodi, Dani. Setelah selesai belanja dari daratan, baling-baling perahu yang mereka tumpangi terlilit sampah plastik. Hingga mengakibatkan perahu tersebut terseret ke bawah kapal Tongkang Gemilang 3068. Andre mengalami nasib malang karena tenggelam, sedangkan ketiga temannya selamat.
Sedangkan untuk TKP di Kelurahan Sangasanga Muara yang terjadi pada hari ini pukul 07.30 WITA tadi. Terjadi saat lima orang mengendarai ketinting ingin melakukan kegiatan Draff Ponton Batu Bara di Jetty CV Nirmala 99. Kelima orang ini adalah Mashudin, Riyan, Alvin, Nurdin dan Anwar. Pada saat mengendarai ketinting, mesin mati dengan tiba-tiba. Disaat itu pula sebuah ponton pengangkut Batu bara sedang melintas di Jetty CV Nirmala 99. Akhirnya membuat ketinting tertahan kapal ponton dan karam. Dari peristiwa tersebut dilaporkan Nurdin dan Anwar tenggelam, sedangkan tiga penumpang lainnya berhasil diselamatkan.
Timbulnya korban karena peristiwa ini, dikatakan oleh Rachmawan tidak lain adalah karena minimnya safety yang dikenakan oleh para penumpang kapal. Sehingga ketika terjadi kecelakaan-kecelakaan yang tidak dapat dihindarkan, seperti yang terjadi di kecamatan Tenggarong Seberang dan Sangasanga ini. Potensi kondisi membahayakan nyawa hingga jatuhnya korban tenggelam sulit untuk diminimalisir.
“Seharusnya ini kan, kaya kita naik motor penumpang yang menaiki kapal ini harus menggunakan jaket pelampung, terus juga memeriksa kembali kondisi mesin kapalnya. Ini untuk meminimalisir hal-hal seperti ini (Kecelakaan air) agar tidak terjadi,” tambahnya.
Sementara itu, saat ditanya apakah kedua peristiwa ini akan diproses lebih lanjut secara hukum atau tidak. Ia mengatakan saat ini pihaknya sedang fokus untuk melakukan pencarian korban.
“Sekarang ini fokus kita masih melakukan SAR, karena kita harus prioritaskan keselamatan korban ini dulu,” pungkasnya. (tabs)