TENGGARONG – Dinas Sosial (Dinsos) Kutai Kartanegara (Kukar) terus berupaya menangani permasalahan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) yang terlantar di wilayah Kukar. Rata-rata setiap hari menangani 5 hingga 8 kasus ODGJ dari berbagai kecamatan.
“Menurut informasi yang kami terima, setiap hari ada sekitar 5 sampai 8 ODGJ yang kami tangani dari berbagai kecamatan. Namun, kami juga memiliki petugas sosial di setiap kecamatan yang sigap mengantarkan ODGJ langsung ke rumah sakit jika ada permasalahan, ” ungkap Plt Kepala Dinsos Kukar, Yuliandris Suherdiman.
Yuliandris menekankan pentingnya peran serta masyarakat, dalam melaporkan kasus ODGJ yang terlantar. Terutama yang mengalami pemasungan atau pengucilan oleh keluarga.
“Kami mengimbau kepada masyarakat Kutai Kartanegara, jika menemukan ODGJ yang dikucilkan atau dipasung oleh keluarganya, segera laporkan ke Dinas Sosial. Pemasungan tidak hanya berupa kaki yang diikat atau ditindih kayu, tetapi juga pengucilan. Kami akan segera melakukan penanganan dan pengobatan ke rumah sakit jiwa,” tegasnya.
Dinsos Kukar menampung sementara ODGJ yang ditemukan di Panti Sosial Asuhan Anak Tenggarong, Kelurahan Timbau. Selanjutnya, ODGJ akan dirujuk ke Rumah Sakit Jiwa Daerah Atma Husada Mahakam di Samarinda, untuk mendapatkan penanganan medis yang lebih intensif.
Dinsos Kukar juga mengimbau agar keluarga ODGJ memberikan dukungan dan perawatan yang memadai. Serta tidak melakukan tindakan pemasungan yang melanggar hak asasi manusia. Masyarakat yang menemukan ODGJ terlantar dapat menghubungi Dinsos Kukar atau petugas sosial di kecamatan masing-masing untuk mendapatkan bantuan.
Peningkatan kasus ODGJ di Kukar disebabkan oleh berbagai faktor, seperti masalah ekonomi, ketidakharmonisan keluarga, dan masalah pribadi. Dinsos Kukar terus berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan dan Satpol PP untuk menangani permasalahan ini secara komprehensif.
“Kami berharap dengan kerjasama yang baik antara pemerintah dan masyarakat, permasalahan ODGJ di Kutai Kartanegara dapat teratasi dengan baik. ODGJ tetaplah manusia yang memiliki harkat dan martabat yang sama dengan kita, dan wajib kita layani dengan sebaik-baiknya,” tutup Yuliandris. (ADV)
Penulis : Shavira Ramadhanita
Editor : Muhammad Rafi’i