TENGGARONG – Ribuan warga Kutai Kartanegara (Kukar) tumpah ke jalan raya di Halaman Museum Mulawarman, Jalan Diponegoro dan sepanjang kawasan Timbau, Jalan Wolter Monginsidi, Tenggarong. Yakni untuk mengikuti prosesi Belimbur, yang menjadi puncak dari rangkaian kegiatan Erau Adat Pelas Benua 2024.
Prosesi Belimbur dimulai oleh Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura, Aji Muhammad Arifin, dengan naik keatas Rangga Titi dan memercikkan air tuli atau air suci yang dibawa dari Kutai Lama ke tubuhnya. Dengan menggunakan mayang pinang dan dilanjut dengan memercikkannya kearah empat penjuru mata angin.
Setelah prosesi itu rampung, seluruh lapisan masyarakat yang hadir untuk mengikuti prosesi Belimbur, mulai saling menyiram satu sama lain dengan menggunakan air. Suasana penuh suka cita tergambar jelas dari wajah-wajah masyarakat yang riang gembira selama mengikuti prosesi ini.
Selama melaksanakan prosesi Belimbur, Penjabat Sementara (Pjs) Bupati Kutai Kartanegara (Kukar), Bambang Arwanto, turut mengajak semua pihak untuk menjaga ketertiban dan menghormati nilai-nilai luhur adat istiadat Kutai agar ritual berjalan lancar.
“Dalam melaksanakan ritual adat Belimbur yang sakral ini, kita semua wajib menjaga etika dan sopan santun yang telah ditetapkan,” tegasnya, pada Minggu (29/9/2024).
Untuk diketahui, Belimbur merupakan tradisi saling menyiramkan air kepada sesama anggota masyarakat yang merupakan bagian dari ritual penutup Erau. Tradisi ini menjadi wujud rasa syukur masyarakat atas kelancaran pelaksanaan Erau. Selain itu, Belimbur memiliki maksud filosofis sebagai sarana pembersihan diri dari sifat buruk dan unsur kejahatan. Air yang menjadi sumber kehidupan dipercaya sebagai media untuk melunturkan sifat buruk manusia.
Sementara itu, Junaedi salah seorang warga yang mengikuti prosesi Belimbur mengaku datang khusus dari Muara Kaman untuk mengikuti kegiatan ini. Ia datang secara khusus bersama sejumlah rekannya sejak kemarin.
“Tiap pelaksanaan Erau kami selalu datang, khususnya pada saat Belimbur kami tidak pernah ketinggalan,” tandasnya.
Penulis : Ady Wahyudi
Editor : Muhammad Rafi’i