BALIKPAPAN – Kota Minyak, julukan bagi Balikpapan, masih bergulat dengan salah satu persoalan dasar warganya: krisis air bersih. Kelangkaan pasokan membuat sebagian masyarakat harus merogoh kocek dalam, bahkan ada yang rela membeli air tandon hingga Rp100 ribu per hari demi kebutuhan sehari-hari.
Menanggapi persoalan tersebut, Damayanti, anggota DPRD Kaltim terpilih dari Daerah Pemilihan (Dapil) Kota Balikpapan, angkat suara. Menurutnya, keterbatasan sumber air bersih di Balikpapan bukan hal baru, dan sudah sepatutnya ditangani secara serius oleh pemerintah provinsi.
“Sumber air kita memang terbatas. Maka dari itu, pemerintah provinsi perlu melirik dan mengkaji potensi-potensi sumber air yang masih bisa dimaksimalkan,” ujar politisi dari Fraksi PKB tersebut saat diwawancarai beberapa waktu lalu.
Salah satu potensi yang ia soroti adalah Sungai Wain—sungai terpanjang di Balikpapan yang berhulu di kawasan Kariangu dan Karang Joang, serta dikelilingi oleh hutan lindung sebelum akhirnya bermuara di Teluk Balikpapan.
“Itu adalah salah satu sumber air bersih kita, tetapi bukan tanpa kendala. Tantangan utamanya soal perizinan karena kawasan tersebut berada di hutan lindung. Kalau tidak dikelola secara hati-hati, khawatirnya justru akan merusak habitat alam yang ada,” jelas Damayanti.
Ia pun mendorong agar pemerintah tidak terpaku pada satu sumber air semata. Menurutnya, semua opsi harus dipertimbangkan secara bijak demi memastikan pasokan air bersih yang cukup bagi warga kota.
“Apakah tetap memaksimalkan Sungai Wain dengan mengurus perizinannya, atau mencari sumber alternatif lain yang memadai—itu bisa dikaji bersama. Yang penting, Pemerintah Provinsi harus bersinergi dengan semua pihak terkait,” tandasnya.
Damayanti menegaskan, krisis air bersih bukanlah isu baru di Balikpapan. Namun selama ini solusi yang ada belum sepenuhnya menjawab kebutuhan warga secara menyeluruh. Karena itu, ia berharap ada langkah konkret dari pemerintah untuk memastikan bahwa kota sebesar Balikpapan tidak terus-menerus mengalami kesulitan air. (adv)
Editor: Susanto