TENGGARONG – Menindaklanjuti persoalan seragam pelajar dan buku paket yang dinilai membebani orang tua murid. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kutai Kartanegara (Disdikbud Kukar), melakukan audiensi dengan Rumah Partisipasi Masyarakat (RPM) Kukar. Dilaksanakan di Ruang Rapat Disdikbud Kukar, Rabu (2/8/2023).
RPM sendiri merupakan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), yang belakangan memang gencar menyoroti permasalan ini. Ketua RPM Kukar, Muhammad Kaisar, menjelasakan setidaknya ada tiga tuntutan yang disampaikan oleh pihaknya.
Diantaranya, meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kukar untuk membuat kebijakan seragam gratis bagi pelajar. Kemudian mereka juga menuntut agar dihilangkannya praktik jual-beli buku paket kepada pelajar. Dan terakhir RPM menuntut agar wisuda anak sekolah yang memiliki anggaran besar tidak diwajibkan.
“3 pointer ini yang kami sampaikan pada pemerintah dalam hal ini Disdikbud Kukar. Dengan harapan agar 3 persoalan ini bisa dikaji ulang oleh pemerintah. Juga sebagai bahan evaluasi, agar hal-hal yang membebani orang tua siswa ini tidak terjadi kembali di Kukar,” jelas Kaisar.
Sementara itu, Kadisdikbud Kukar, Thauhid Aprilian Noor, juga turut mengapresiasi dan berterimakasih. Atas hasil kajian dan temuan-temuan lapangan yang disampaikan oleh RPM Kukar. “Ini akan menjadi perhatian khusus bagi kami. Walaupun dari awal kita berupaya secepat mungkin menangani, informasi terkait jual-beli buku dan segala macam,” kata Thauhid.
Berdasarkan audiensi ini, diterima informasi bahwa pihak yang terlibat aktif dalam proses jual-beli buku maupun seragam adalah pihak koperasi sekolah. Oleh sebab itu, Thauhid mengatakan bahwa pihaknya akan melakukan pembinaan terhadap koperasi sekolah. Dan berkoordinasi dengan Diskop-UKM Kukar, mengingat koperasi merupakan entitas tersendiri. Tak lupa, ia juga meminta kepada seluruh lapisan masyarakat agar berperan aktif dalam mengawal dunia pendidikan.
“Jadi kami harap semua pihak bisa sampaikan masukan kepada kami. Supaya pendidikan di Kukar ini bisa lebih baik. Sesuai pesan bupati, silahkan sampaikan dengan tulisan dan hasil kajiannya kepada kami. Karena ini adalah bentuk kemitraan kita dalam menerima kritik. Silakan sampaikan dalam bentuk tertulis supaya nanti menjadi bahan kajian. Karena kan kalau kita saling merespons saja tanpa ada kajiannya juga kan kurang tepat,” tutupnya. (tabs)