TENGGARONG – Musim kemarau pun mulai melanda wilayah Kutai Kartanegara (Kukar), selama lebih-kurang sebulan kebelakang. Dampaknya, sejumlah wilayah mulai mengalami kekeringan, bahkan debit air di sungai Tenggarong pun terpantau mulai surut.
Tak ayal, kondisi ini pun sangat berpotensi menimbulkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Mengingat musim kemarau yang sudah terjadi sejak bulan Juni lalu, diperkirakan masih akan berlangsung hingga pertengahan September hingga awal Oktober mendatang di seluruh wilayah Kalimantan Timur (Kaltim).
Menyikapi kondisi ini, Wakil Bupati (Wabup) Kukar, Rendi Solihin, juga angkat bicara. Ia mengimbau seluruh masyarakat Kukar, untuk tidak membuka lahan dengan cara dibakar. Serta agar masyarakat mulai menghemat pengguna air dan menampung air bersih bila memungkinkan.
“Semua pihak termasuk masyarakat harus bersama-sama mencegah terjadinya karhutla, karena dimusim kemarau saat ini sangat rawan terjadinya kebakaran,” kata Rendi.
Tak hanya mengimbau, pihaknya juga secara kebijakan mulai mengantisipasi potensi karhutla di Kukar. Salah satunya adalah dengan menganggarkan penambahan mobil pemadam kebakaran. Saat ini setidaknya ada dua mobil pemadam kebakaran baru, yang akan ditempatkan di Kecamatan Samboja dan Kembang Janggut.
“Sudah kita anggarkan untuk penambahan unit mobil pemadam, nantinya mobil tersebut juga berfungsi untuk penanganan terjadinya kebakaran hutan dan lahan,” tambahnya.
Sampai saat ini, Badan Metrologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Samarinda, memantau setidaknya ada sekitar 40 titik api (hotspot) yang tersebar di sejumlah wilayah Kukar.
“Sejauh ini dari pantauan BMKG, terbanyak titik api di Muara Kaman dan Kota Bangun,” kata Prakirawan BMKG Samarinda, Wiwi Indah. (tabs)