Tenggarong – Berbagai upaya dilakukan, memastikan efektivitas dalam sektor pertanian. Utamanya dalam memanfaatkan teknologi, berupa alat mesin pertanian (alsintan). Memangkas biaya operasional pertanian, dalam menggarap lahan pertanian. Seperti yang disampaikan langsung oleh salah satu petani di Desa Sumber Sari, Suhartono.
Laki-laki yang sudah bertahun-tahun menjadi petani ini, menyampaikan bahwa dengan adanya bantuan berupa combine harvester, alat panen padi otomatis berbentuk kendaraan serupa traktor. Terbukti membuat proses panen menjadi jauh lebih cepat dan murah.
Bayangkan saja, untuk memanen 1 hektare (ha) sawah, biasanya dia membutuhkan tenaga pekerja sebanyak 25 orang, dengan durasi waktu pengerjaan selama sehari penuh. Dengan penggunaan alat panen ini, proses panen padi di sawahnya bisa rampung dengan hanya memakan waktu 2 jam.
“Biasanya panen 1 ha itu dikerjakan 25 orang, 1 hari dengan biaya yang lebih besar, belum lagi ongkos angkutnya,” cerita Suhartono.
Berkat bantuan alat panen yang diberikan pada tahun lalu, Suhartono mengaku bisa menghemat biaya panen hingga lebih dari Rp 1 juta. Lantaran dengan menggunakan alat panen otomatis, yang diberikan Pemkab Kukar melalui program Makmur Idaman ini, kini biaya panen dihitung tarif perkarung yang dihasilkan. Dimana 1 karungnya dipatok tarif sebesar Rp 40 ribu.
“Dengan adanya alat ini tentu meringankan beban kita, pekerjaan juga bisa jauh lebih cepat selesai. Kami juga berharap pemanfaatan teknologi pertanian ini terus berkembang, syukur-syukur kalau tahun depan itu tandur bisa pakai mesin,” pungkasnya. (tabs)