Tenggarong – Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Pemkab Kukar), menerima kunjungan kerja dari Staf Kedutaan Besar (Kedubes) Norwegia. Bersama dengan Abler Nordic dan juga PLANB. Kedatangan rombongan dari Kedubes Norwegia sendiri, disambut langsung oleh Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Kukar Sunggono.
Staf Kedutaan Besar (Kedubes) Norwegia sendiri, merupakan representasi dari Kementerian Iklim dan Lingkungan Norwegia. Sementara untuk PLANB sendiri, sudah melakukan hubungan kerjasama telah terlebih dengan PT Rea Kaltim. Dalam upaya melakukan penguatan tata kelola Sumber Daya Alam (SDA) dan pengelolaan lanskap perkebunan kelapa sawit, bagi masyarakat di Kecamatan Kembang Janggut.
Kunjungan ini dimaksudkan untuk melakukan pengembangan kerjasama dan pembinaan tata kelola penggunaan lahan perkebunan kelapa sawit. Terhadap para petani kelapa sawit yang ada di Kecamatan Tabang dan Kembang Janggut. Yang sebelumnya telah diprakarsai oleh PLANB, Abler Nordic dan PT Rea Kaltim.
Dimana, upaya pembinaan itu ternyata mulai menunjukan tanda kenaikan tingkat produksi sawit. Seperti di lahan pertanian kelapa sawit milik warga yang berada di Desa Muai, Kecamatan Kembang Janggut. Sunggono pun mengucapkan apresiasi dan terimakasih, khususnya kepada negara Norwegia. Telah memberikan perhatian khusus kepada para petani di Kukar, terutama bagi petani kelapa sawit.
“Diantaranya yang kami apresiasi adalah adalah perhatian mereka terhadap petani-petani yang selama ini memiliki permasalahan lahan, kemudian juga produksi yang tidak meningkat dan juga meningkatkan kapasitas petani dalam mengoperasikan hasil produksi,” ucap Sunggono, Selasa (7/3/2023).
Tidak tanggung-tanggung, dalam upaya merealisasikan program ini, Arthur Sletteberg, selaku CEO Abler Nordic, mengatakan bahwa pihaknya telah menyiapkan anggaran sebesar 10 juta dolar AS, untuk diinvestasikan dalam proyek ini.
Namun, Sunggono menegaskan bahwa untuk saat ini pihaknya tidak ingin berpatok pada nominal anggaran yang akan diinvestasikan di Kukar. Melainkan lebih memilih untuk fokus mengembangkan program yang dicanangkan ini. Dengan wujud platform Civic Public Private Partnership.
Bagaimana pihaknya mengusulkan untuk membangun tim, untuk memastikan agar program ini bisa berjalan dengan baik. Sesuai dengan rencana kerja, anggaran, pemanfaatan dan tindak lanjutnya. Dari program ini, agar nantinya bisa terkawal dengan baik bersama-sama. “Itulah tadi saya sarankan, saya ingatkan kita bangun tim nanti kita duduk bersama, diskusi bersama seperti apa rencana kerjanya, seperti apa hak dan kewajiban para pihak,” tambah Sunggono.
Sementara itu, Arthur Sletteberg yang didampingi oleh Fahrizal Nashr, yang juga merupakan CEO dari PLANB. Mengungkapkan beberapa alasan mengapa memilih Kukar sebagai wilayah pengembangan program ini. Menurutnya, Kukar masih tergolong sebagai wilayah yang memiliki wilayah hutan tropis yang cukup baik, khususnya di Kecamatan Tabang dan Kembang Janggut. Lantaran proyek ini juga memiliki tujuan, untuk menekan laju emisi karbon dioksida melalui degradasi hutan dalam skala besar.
Selain itu, faktor utamanya adalah karena adanya keinginan bersama antara kedua pihak untuk bisa melakukan dan mengimplementasikan proyek ini bersama. Dia menjelaskan bahwa dalam proyek ini, pihaknya ingin fokus pada peningkatan kualitas kehidupan para petani swadaya, maupun petani yang ada di desa. Agar dapat meningkatkan nilai penghasilan lewat produktivitas dari lahan yang dimilikinya, melalu peningkatan pengetahuan pengelolaan kelapa sawit tersebut.
“Sehingga dengan praktik-praktik seperti itu, bukan hanya mengurangi tekanan, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara bersama,” pungkasnya. (tabs)