Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pilkada Mahakam Ulu (Mahulu) yang digelar pada 24 Mei 2025 telah selesai. Prosesnya berjalan aman, tertib, dan partisipatif.
Meski digelar di daerah dengan tantangan geografis yang berat, warga Mahulu tetap menunjukkan semangat demokrasi yang tinggi. Lebih dari 20 ribu suara sah tercatat dari 77 Tempat Pemungutan Suara (TPS) di lima kecamatan.
Data hasil penghitungan suara pun terbuka dan dapat diakses publik. KPU Mahulu telah mengunggah formulir model C Hasil KWK dari 77 TPS ke situs resmi: https://pilkada2024.kpu.go.id.
Ini adalah bentuk transparansi yang patut diapresiasi.
Tim Data Media Kaltim juga turut melakukan input dan verifikasi manual dari data tersebut hingga dini hari. Hasilnya sebagai berikut:
- Paslon 3 (Angela–Suhuk): 10.032 suara (48,12%)
- Paslon 2 (Novita–Arta): 7.727 suara (37,06%)
- Paslon 1 (Yohanes–Juan): 3.012 suara (14,45%)
- Total suara sah: 20.848 suara
Paslon nomor urut 3 tercatat unggul cukup jauh, dengan pola dukungan yang merata di Long Bagun, Long Hubung, dan Laham.
Sementara itu, paslon nomor urut 2 hanya mendominasi di Long Apari. Peta kekuatan politik lokal pun tergambar jelas tanpa perlu penafsiran berlebihan.
Namun perlu digarisbawahi, hasil ini masih bersifat sementara. Penetapan resmi tetap menunggu tahapan penting berikutnya, yakni pleno terbuka berjenjang di tingkat kecamatan hingga kabupaten. Di sanalah legalitas hasil PSU akan ditetapkan secara sah dan konstitusional.
Di sisi lain, Bawaslu Mahulu mengungkapkan telah menerima delapan laporan dugaan pelanggaran selama proses PSU, sebagian besar terkait politik uang. Namun hingga kini, identitas pelapor maupun pihak yang dilaporkan belum disampaikan ke publik.
Bawaslu memikul tanggung jawab besar untuk menuntaskan laporan-laporan tersebut. Jika terbukti, proses hukum harus dijalankan. Namun jika tidak, Bawaslu wajib memberikan klarifikasi terbuka agar isu ini tidak terus dipelihara dan dimanfaatkan untuk memperkeruh suasana.
PSU ini telah berjalan dengan baik. Jangan sampai keberhasilannya dikaburkan oleh spekulasi tanpa dasar.
Pesan utamanya jelas: hormati proses, tunggu hasil resmi, dan hentikan manuver politik yang tidak produktif.
Tidak perlu lagi ada gugatan spekulatif, apalagi narasi kecurangan yang tak bisa dibuktikan. Demokrasi bukan sekadar soal menang atau kalah, tetapi bagaimana semua pihak menerima kenyataan dengan dewasa dan bermartabat.
Mahulu bukan wilayah yang tanpa persoalan. Wilayahnya luas, aksesnya sulit, dan masih banyak kebutuhan dasar masyarakat yang belum terpenuhi. Rakyat Mahulu membutuhkan pemimpin yang siap bekerja, bukan yang terus berkutat dalam konflik kekuasaan yang melelahkan.
PSU ini semestinya menjadi akhir dari sengketa, bukan awal dari drama baru. Jika seluruh pihak bisa menahan diri, menerima hasil, dan melangkah ke depan bersama, Mahulu punya peluang besar untuk berbenah dan bergerak maju.
Karena pada akhirnya, suara rakyat sudah jelas. Tinggal bagaimana elite politik menyikapinya—dengan bijak, jernih, dan penuh tanggung jawab. (*)
Oleh: Agus Susanto, S.Hut., S.H., M.H.
Pemimpin Redaksi Media Kaltim
