TENGGARONG – Pemerintah Kabupaten (Penkab) Kutai Kartanegara (Kukar) mengambil langkah strategi, untuk mengatasi inflasi dan menjaga stabilitas harga pangan pada tahun 2025. Program ini merupakan salah satu solusi yang dirancang berdasarkan analisis terhadap inflasi tahun lalu.
Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Kukar, Sunggono, mengungkapkan bahwa pihaknya telah mengalokasikan dana sebesar Rp 6 miliar, untuk program penanaman cabai yang melibatkan 40 Kelompok Wanita Tani (KWT) di Kukar.
“Harga cabai menjadi salah satu penyebab utama inflasi yang tidak terkendali. Oleh karena itu, kami memutuskan untuk fokus pada penanaman cabai secara bersama-sama melalui kelompok wanita tani,” ungkap Sunggono.
Dana sebesar Rp 6 miliar tersebut dikelola oleh Dinas Ketahanan Pangan Kukar sebagai pelaksana program utama. Hampir seluruh anggaran digunakan untuk mendukung kegiatan penanaman cabai. Mulai dari penyediaan bibit hingga pendampingan teknis kepada para petani.
Sunggono juga menyampaikan harapannya agar panen cabai tidak dilakukan secara bersamaan, untuk menghindari penurunan harga akibat kelebihan pasokan di pasar. “Insya Allah setelah lebaran nanti kita akan panen secara massal. Namun, mudah-mudahan panennya tidak serentak agar harga cabai tetap stabil dan tidak turun drastis,” tambahnya.
Program ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat Kukar, baik dari sisi ekonomi maupun ketahanan pangan. Selain itu, langkah ini juga menjadi bagian dari upaya pemerintah daerah dalam mendukung Gerakan Pangan Murah (GPM) yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Program pelindung cabai ini menjadi bukti nyata komitmen Pemkab Kukar dalam menghadapi tantangan ekonomi. Sekaligus memberdayakan kelompok perempuan tani sebagai mitra strategis dalam pembangunan daerah. Dengan adanya program ini, Pemkab Kukar optimis harga cabai pada tahun 2025 dapat lebih terkendali, sehingga inflasi daerah dapat ditekan.
“Kami berharap hasil panen nanti bisa memenuhi kebutuhan masyarakat sekaligus menjaga stabilitas harga di pasar, ” tutup Sunggono. (ADV)
Penulis : Shavira Ramadhanita
Editor : Muhammad Rafi’i