TENGGARONG – Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kukar mengalami kendala utama dalam pembangunan dan pemeliharaan jalan berkualitas. Mulai dari kondisi geografis serta tonase kendaraan yang melebihi kapasitas jalan. Ini merupakan permasalahan yang dihadapi secara berkelanjutan.
Dijelaskan Kabid Bina Marga Dinas PU Kukar, Linda Juniarti, kondisi geografis berupa lahan rawa, aksesibilitas yang sulit, mahalnya material karena didatangkan dari luar daerah. Belum lagi tonase kendaraan yang melebihi kapasitas jalan, menjadi faktor kendala yang kini dihadapi. Kini ia pun memfokuskan pada jalan-jalan yang menjadi kewenangan kabupaten, terutama jalan primer 4 serta jalan lokal dan lingkungan primer.
“Sebenarnya kendala kami terletak pada geografis nya ini kan rata-rata rawa, kemudian aksesnya yang menuju kesana , kemudian materialnya , material kita ini kebanyakan didatangkan dari luar jadi bukan di daerah kecamatan itu sendiri, kadang transportasinya yang mahal sehingga membuat biaya infrastruktur itu cukup mahal, ” ujar Linda Juniarti, Pada Rabu ( 26/2/2025)
Pun kendaraan alat berat berlebih, menyebabkan jalan dengan permukaan agregat dan tanah cepat rusak. Sehingga mengubah kerusakan ringan menjadi berat, bahkan tidak dapat dilewati. Kendaraan yang melebihi kapasitas jalan menyebabkan kerusakan jalan yang lebih cepat dari perkiraan. Jalan yang seharusnya memiliki beban maksimal 8 ton sering dilalui kendaraan dengan tonase berlebih, sehingga jalan cepat rusak.
” Kalau kami jalan utamanya untuk di kabupaten itu jalan kolektor primer 4 itu maksimal beban yang melewati jalan tersebut adalah 8 ton tetapi kenyataannya pada ruas-ruas jalan kami itu yang lewat melebihi kapasitas nya,” tambahnya.
Sehingga umur rekontruksi yang direncanakan diawal itu tidak sesuai karena bebannya berlebih, jadi banyak jalan yang rusak terutama jalannya yang hanya agregat. “Kemudian tanah itu cepet sekali rusaknya jadi yang tadinya rusak ringan jadi rusak berat bahkan tidak bisa dilewati sama sekali. (ADV)
Penulis : Shavira Ramadhanita
Editor : Muhammad Rafi’i