TENGGARONG – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Kartanegara (Kukar) berhasil mengimplementasikan dengan baik program Satu Desa Satu Tahfidz. Program yang bertujuan untuk mendukung Gerakan Etam Mengaji (GEMA) ini, terus berjalan dan melahirkan tahfidz-tahfidz Al-Qur’an yang telah tersertifikasi untuk mengajarkan metode tilawati.
Paling baru, sebanyak 41 santri dari program Satu Desa Satu Tahfidz telah diwisuda dan dilepas untuk kembali menyebarkan ilmu yang telah didapat kepada masyarakat. Mereka yang dilepas merupakan angkatan kelima dari program tersebut. Capaian ini merupakan bukti bahwa program tersebut telah berjalan dengan sangat konsisten di Kukar.
Bupati Kukar, Edi Damansyah, mengaku bersyukur atas capaian ini. Ia berharap program ini dapat terus berjalan dengan konsisten. Mengingat program ini telah membawa Kukar menjadi salah satu kabupaten pencetak tahfidz Al-Qur’an terbaik di Kalimantan Timur (Kaltim). Hal tersebut dibuktikan dengan raihan gelar juara umum sebanyak enam kali berturut-turut.
Selanjutnya, bupati Kukar juga berpesan kepada para santri dan tahfidz yang baru diwisuda, agar terus mengabdikan diri untuk mencerdaskan masyarakat.
“Ajarkan membaca dan menulis Al-Qur’an, mempelajari isi kandungan Al-Qur’an, dan mengajak seluruh masyarakat untuk mengamalkan Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari,” pesannya, Kamis (26/12/2024).
Sebagai tambahan informasi, 41 tahfidz yang telah diwisuda terdiri dari 20 santri putra dan 21 santri putri. Selama ini mereka menimba ilmu di Yayasan Anshar Masjid, Jalan Arwana, Tenggarong. Setelah dinyatakan lulus, mereka akan kembali ke desa masing-masing untuk menjadi guru ngaji dan menjalankan program GEMA.
Penulis: Ady Wahyudi
Editor: Muhammad Rafi’i