TENGGARONG – Menghadapi musim penghujan, kerap kali menjadi tantangan bagi petani, warga Desa Sumber Sari di Kecamatan Loa Kulu, Kutai Kartanegara (Kukar). Kini memiliki solusi inovatif dengan memanfaatkan rumah jemur UV Dryer. Fasilitas ini dirancang untuk membantu petani mengeringkan padi secara optimal, meski di tengah cuaca yang tidak mendukung.
Saikem, pemilik penggilingan padi di desa tersebut, mengungkapkan bahwa UV Dryer ini baru saja selesai dibangun dan kini sudah mulai digunakan dalam tahap percobaan. Meski masih dalam penyesuaian, terutama pada penggunaan panel surya (solar cell), Saikem melihat potensi besar dari teknologi ini untuk meningkatkan kualitas panen.
“Setelah bangunan ini jadi, kami langsung gunakan untuk percobaan. Memang masih perlu penyesuaian, terutama pada solar cell yang mengatur daya. Tapi hasil awalnya sudah cukup memuaskan,” ujar Saikem pada Senin (11/11/2024).
Rumah jemur berukuran 8 x 20 meter ini mampu menampung hingga enam ton padi dalam sekali pengeringan. Prinsip kerja UV Dryer mengandalkan radiasi sinar ultraviolet yang masuk melalui atap transparan, memerangkap panas di dalam bangunan, sehingga suhu di dalamnya meningkat. Perbedaan suhu antara di luar dan di dalam bangunan bisa mencapai lima hingga sepuluh derajat, yang cukup untuk menguapkan kadar air pada butiran padi.
“Jika kualitas UV Dryer ini optimal, manfaatnya akan sangat besar bagi kami. Ini adalah harapan baru bagi petani di tengah musim hujan,” jelas Saikem.
UV Dryer ini merupakan bantuan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kukar yang rampung pada 2024, sebagai solusi yang efektif untuk menjaga kualitas hasil panen. Saikem berharap, dengan adanya fasilitas ini, petani di Desa Sumber Sari dapat mempertahankan kualitas padi meski cuaca sedang tidak bersahabat, sehingga harga jual komoditas tetap stabil dan menguntungkan.
“Dengan UV Dryer ini, kami ingin memastikan kualitas hasil panen yang baik, agar harga jual tetap bisa dipertahankan dan petani tidak rugi. Semoga ini bisa menjadi solusi jangka panjang bagi kita semua,” tutupnya. (Adv)
Penulis : Ady Wahyudi
Editor : Muhammad Rafi’i