TENGGARONG – Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kutai Kartanegara (Kukar) terus berupaya melakukan jumlah petani di kawasan hulu Kukar. Hal ini dilakukan, lantaran jumlah petani di wilayah tersebut masih tergolong minim.
Dikatakan oleh Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Distanak Kukar, Mohamad Rifani, kondisi ini disebabkan oleh luas lahan yang rata-rata dikelola petani di wilayah tersebut masih kecil. Sebagian besar kurang dari satu hektare. Bahkan, ada beberapa petani yang hanya memiliki lahan sebesar 0,5 hingga 0,3 hektare.
“Jika dilihat dari skala usaha, ini masih tergolong kurang,” ujarnya belum lama ini.
Setelah dilakukan penelusuran, ditemukan sejumlah kendala yang memperlambat kemajuan pertanian di wilayah hulu. Seperti keterbatasan alat mesin pertanian serta sistem pengairan yang kurang optimal di beberapa lokasi.
“Jika potensi pengairan ini bisa dimaksimalkan, lahan yang dialiri air bisa mencapai ratusan hektare, membuka peluang besar untuk peningkatan produktivitas pertanian,” lanjut Rifani.
Rifani menambahkan, Distanak sedang berupaya menggali potensi pertanian di wilayah hulu agar pengembangan pertanian tidak hanya terkonsentrasi di wilayah tengah saja.
“Kita punya potensi lahan pertanian yang luas, dan penting untuk mendorong agar wilayah hulu juga lebih tergarap,” jelasnya.
Hingga saat ini, lahan yang tergarap di wilayah hulu baru mencakup ratusan hektare di titik-titik tertentu saja. Mencakup wilayah Kecamatan Tabang, Kembang Janggut, Kenohan, Muara Wis, dan Muara Muntai.
“Potensinya besar, ini yang perlu kita dorong lebih lanjut,” tutup Rifani. (Adv)
Penulis : Ady Wahyudi
Editor : Muhammad Rafi’i