TENGGARONG – Kegiatan diskusi terbuka antara Pasangan Calon (Paslon) Bupati dan Wakil Bupati Kutai Kartanegara (Kukar), bersama mahasiswa yang direncanakan digelar oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Kutai Kartanegara (Unikarta) dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Kukar, akhirnya dibatalkan.
Pembatalan ini diumumkan langsung oleh Ketua BEM Unikarta, Sultan Alief. Ia mengatakan, alasan utama pembatalan agenda ini adalah karena terdapat paslon yang belum mengonfirmasi kesediaannya untuk hadir. Mereka tak ingin agenda yang mereka laksanakan menjadi tidak seimbang.
“Kami ingin diskusi ini berjalan secara adil dan berimbang, kami bisa berdialog bersama seluruh paslon yang akan berkontestasi,” serunya, Minggu (20/10/2024).
Sebagaimana diketahui, sebelumnya ia menyampaikan undangan secara terbuka kepada seluruh paslon bupati dan wakil bupati Kukar, untuk hadir dalam adu gagasan yang rencananya akan dilaksanakan pada Senin (21/10/2024) besok.
Agenda tersebut terpaksa harus dibatalkan, lantaran terdapat paslon yang belum mengkonfirmasi kehadirannya. Dengan berbagai pertimbangan penyelenggara kegiatan membatalkan agenda itu. Karena dinilai tidak akan memberikan gambaran utuh yang diharapkan. Mengingat kegiatan tersebut digelar dengan tujuan untuk menghadirkan informasi seputar gagasan paslon untuk memajukan Kukar.
Meski begitu, ia menyadari bahwa kehadiran paslon dalam agenda yang mereka gagas bukanlah sebuah kewajiban. Sehingga keputusan untuk dapat berpartisipasi sepenuhnya merupakan hak dari masing-masing paslon. Dalam kesempatan ini, Alief juga menyampaikan terimakasih kepda seluruh paslon yang telah menyatakan kesiapannya untuk hadir. Sekaligus permohonan maaf karena agendanya dibatalkan.
“Kami meminta maaf kepada semua pihak, terutama paslon yang sudah sempat menyatakan sikap bersedia untuk hadir. Kami sangat mengapresiasi konfirmasi kehadiran mereka dan terima kasih atas atensi yang diberikan atas inisiatif dari kami,” sebutnya.
Pembatalan ini juga didasarkan pada prinsip organisasi mahasiswa yang bersikap netral dan mengutamakan keadilan bagi semua pihak. Alif menekankan bahwa pihaknya merasa bahwa ketidakhadiran calon lainnya dapat mencederai prinsip kesetaraan yang ingin dijunjung dalam forum tersebut.
“Organisasi kemahasiswaan seperti BEM dan HMI berdiri di atas netralitas dan berpegang teguh pada prinsip keadilan. Kami tidak ingin ada ketimpangan informasi yang terjadi dalam forum ini jika hanya sebagian pasangan calon yang hadir,” tegasnya.
Penulis : Ady Wahyudi
Editor : Muhammad Rafi’i