Peringati Hari Jadi Kota Tenggarong Ke-242, Sejumlah Tokoh Laksanakan Ziarah Makam para Sultan

TENGGARONG – Dalam rangka memperingati Hari Jadi Kota Tenggarong ke-242, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Kartanegara (Kukar) bersama Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura dan sejumlah tamu dari unsur Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), menggelar ziarah ke makam para Sultan Kutai Kartanegara.

Agenda rutin yang digelar tiap perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Tenggarong itu, merupakan bentuk penghormatan terhadap jasa-jasa para pendiri dan pemimpin terdahulu. Momen ini menjadi pengingat bahwa setiap sudut Tenggarong menyimpan cerita, perjuangan, dan pengorbanan yang layak dikenang.

Ziarah dimulai dengan peletakan bunga lompo, rangkaian bunga yang disusun rapi berbentuk persegi panjang, sebagai tanda penghormatan. Dimulai dengan makam Sultan Aji Muhammad Muslihuddin atau yang dikenal dengan Sultan Aji Imbut, sebagai pendiri Kota Tenggarong. Kemudian dilanjutkan dengan makam Sultan HAM Salehoeddin II, Sultan Aji Muhammad Salehuddin I, Sultan Aji Muhammad Sulaiman, dan Sultan Aji Muhammad Parikesit.

“Alhamdulillah, semua kegiatan ziarah berlangsung khidmat, tertib, dan khusuk. Para peziarah menunjukkan partisipasi yang baik,” kata Pjs Bupati Kukar, Bambang Arwanto, Sabtu (28/9/2024).

Kota Tenggarong, yang sebelumnya dikenal sebagai Tepian Pandan, didirikan oleh Sultan Aji Muhammad Muslihuddin pada 28 September 1782. Pemindahan pusat pemerintahan dari Pemarangan ke Tepian Pandan bukanlah tanpa tantangan. Sultan Aji Imbut harus membangun kesepahaman dengan Suku Kutai Kedang Lampong yang telah lebih dulu menetap di daerah tersebut. Sebuah langkah krusial untuk menciptakan ikatan yang solid bagi masa depan kota.

Seiring waktu, kepemimpinan para sultan lainnya, seperti Sultan Aji Muhammad Salehuddin dan Sultan Aji Muhammad Sulaiman, membawa kemajuan pesat bagi kota. Di bawah pemerintahan Sultan Aji Muhammad Sulaiman, Tenggarong menyaksikan peningkatan ekonomi yang signifikan berkat sumber daya alam seperti tambang batu bara dan hasil hutan.

Bambang Arwanto menegaskan harapannya agar upaya para sultan dalam membangun kota menjadi wasilah yang mendatangkan pahala. Ia mengajak semua warga Tenggarong untuk merasa memiliki dan bertanggung jawab atas masa depan kota ini.

“Mari kita jaga dan bangun Kota Tenggarong lebih baik di masa yang akan datang,” ujarnya.

“Momen ziarah ini seharusnya menjadi cermin untuk introspeksi dan berkontemplasi,” timpalnya.

Penulis: Ady Wahyudi

Editor : Muhammad Rafi’i