TENGGARONG – Dinilai sukses dalam menjalankan program pengentasan stunting. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Kartanegara (Kukar) menerima lawatan dari Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Pemerintah Kota (Pemkot) Bontang. Untuk melangsungkan studi tiru penerapan program pengentasan stunting di Kukar.
Rombongan TPPS Pemkot Bontang yang hadir ke Kukar tersebut, langsung disambut dengan hangat oleh Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Kukar, Sunggono, di Aula Badan Perencanaan dan Pembangunan (Bappeda) Kukar, Selasa (13/8/2024).
Dalam kesempatan tersebut, Sunggono memaparkan 8 aksi konvergensi, dalam upaya percepatan penurunan stunting yang dilakukan di Kukar. Termasuk salah satunya meluncurkan Inovasi Gerakan Keluarga Peduli Pencegahan dan Atasi Stunting (Raga Pantas), yang telah berjalan sejak tahun 2019.
Dengan berfokus pada pada 5 Pantas. Yakni Pantas Sehat, Pantas Pendidikan, Pantas Pangan, Pantas Tempat Tinggal dan Pantas Sejahtera. Pemkab Kukar memberikan intervensi terhadap penanganan stunting hingga tiap desa dan bahkan hingga ke masing-masing rumah warga.
“Mungkin di daerah lain tidak terpikir bahwa penanganan stunting berbasis keluarga, hal tersebut kami sadari ditahun 2019. Artinya pendekatan konvergensi stunting itu harus dilakukan berbasis keluarga,” lanjutnya.
Karena dikatakan stunting ketika anak berusia dibawah 5 tahun, maka fokus Pemda Kukar berupaya agar tidak ada lagi stunting-stunting lainnya. Dengan cara konsentrasi di 1.000 hari pertama kehidupan dan penyuluhan kepada calon pengantin.
Memastikan hal itu berjalan optimal, Pemda Kukar pun menciptakan inovasi lainnya. Dengan menghadirkan paket asuh 5 pantas, yang disebut sebagai Bapak atau Bunda Asuh Anak Stunting (BAAS).
Dengan kehadiran inovasi BAAS, diharapkan bisa mendapatkan dukungan penuh dari seluruh pemangku kepentingan. Sehingga anak-anak yang mengalami masalah gizi seperti stunting, wasting maupun under weight dapat diperhatikan dengan baik.
Teranyar, bupati Kukar pun menginstruksikan agar dilakukan Pemberian Makanan Tambahan (PMT), kepada anak-anak yang mengalami stunting dan kurang gizi. Guna mencapai target Zero Stunting pada 2025.
“Pemeriksaan rutin ke Posyandu bukan menjadi salah satu cara dalam menangani stunting, asupan gizi harus menjadi perhatian. Sehingga banyak pihak yang harus terlibat dalam penanganan ini, mulai dari pemerintah hingga orang tua,” tandasnya. (Adv)