TENGGARONG – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kutai Kartanegara (Kukar), menjadikan Kecamatan Muara Wis sebagai pilot project intervensi balita dengan permasalahan gizi. Ditandai dengan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi balita dengan permasalahan gizi di wilayah tersebut.
Dipilihnya Kecamatan Muara Wis sebagai pilot project program ini, dilatarbelakangi karena wilayah tersebut merupakan kecamatan dengan prevalensi stunting tertinggi di Kukar. Dengan jumlah 214 balita dari 620 balita.
Bupati Kukar, Edi Damansyah, mengatakan total balita dengan permasalahan gizi yang harus ditangani agar tidak menjadi stunting di Muara Wis adalah 180 orang. Sehingga, total balita yang harus diintervensi terutama melalui pemberian gizi, baik dalam bentuk PMT Lokal maupun Pemberian Makanan Bergizi (PMB) Pokok. Diikuti Tata Laksana oleh tim medis adalah sebanyak 394 balita.
“Secara persentase sekitar 63 persen balita di Kecamatan Muara Wis harus kita tangani dengan program PMT atau PMB,” sebutnya.
Edi Damansyah juga menjelaskan, Kecamatan Muara Wis merupakan salah satu wilayah terpencil di Kabupaten Kukar, dikarenakan akses yang cukup sulit. Sehingga, Kecamatan Muara Wis dipilih sebagai pilot project intervensi serentak terhadap balita dengan permasalahan gizi di Kukar. Melalui berbagai upaya khususnya intervensi gizi spesifik seperti PMT dan PMB.
Sejak diinstruksikan oleh Pemkab Kukar untuk menjalankan program ini diterbitkan, sejumlah stakeholder telah melakukan berbagai upaya bersama untuk menjalankan intervensi serentak di Kecamatan Muara Wis.
Puskesmas bersama jajaran telah berkolaborasi dengan kecamatan, desa, TP PKK serta sektor swasta. Bahkan perorangan melalui Program Bapak/Bunda Asuh dalam memberikan kontribusi dana dan tenaga, agar kegiatan pemberian PMT serta PMB terlaksana.
Pelaksanaannya dilakukan secara serentak, pada Desa Muara Wis sudah berjalan 4 minggu, Desa Melintang dan Desa Sebemban sudah berjalan 3 minggu, Desa Muara Enggelam, Lebak Cilong, Lebak Mantan dan Enggelam sudah berjalan 1 minggu.
“Sejak dilakukannya intervensi, beberapa balita bermasalah gizi telah mengalami peningkatan Berat Badan (BB),” tegasnya. (Adv)
Penulis : Ady Wahyudi
Editor : Muhammad Rafi’i