Tenggarong – Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Pemkab Kukar) berencana memanfaatkan lahan pasca tambang, sebagai lahan pertanian yang terintegrasi untuk ketahanan pangan dan energi. Wacana ini disampaikan oleh Asisten III Sekretariat Kabupaten (Setkab) Kukar, Totok Heru Subroto, pada Rabu (02/11/2022).
Rencana pengembangan lahan pasca tambang ini, nantinya akan dibangun dalam 3 segmen sekaligus. Yaitu untuk tanaman musiman, tahunan dan jangka panjang. Bahkan tak hanya sektor hilirnya saja, Pemkab Kukar berupaya membangun sektor pertanian dari sektor hulu dulu. Dengan melakukan pembangunan sektor hilirisasi ini, diyakini akan meningkatkan perekonomian masyarakat di Kukar.
“Mengintegrasikan reklamasi pasca tambang itu dengan tanaman jagung, kemudian kayu putih dan kepuh. Jadi tahunannya ini nanti Kayu Putih, musimannya dengan Jagung, kemudian jangka panjangnya dengan Kepuh,” ucap Totok, Rabu (2/11/2022).
Tanaman kepuh itu sendiri, nantinya akan dijadikan sektor ketahanan energi di Kukar. Dengan membangun industri biofuel, sebagai hilirisasi dari tanaman tersebut. Tanaman Kepuh sendiri memiliki kandungan minyak sebesar 70% , kandungan minyak yg tinggi ini terutama asam lemak sterkulat. Inilah yang membuatnya berpotensi besar menjadi penghasil biofuel.
Rencananya progres pengembangan sektor pertanian di lahan pasca tambang ini, akan mulai dikerjakan pada tahun 2023. Yakni bekerjasama dengan Universitas Gajah Mada (UGM) untuk mengembangkan tanaman Kepuh.
“Nanti industrinya juga ada pihak lain yang kita ajak kerja sama. Kita akan perankan perusda atau investor lain,” pungkasnya. (tabs)