TENGGARONG – Hampir rampung dikerjakan, Bupati Kukar Edi Damansyah melakukan Commissioining Test pada Menara Tuah Himba, yang berada di depan Jembatan Kartanegara, Tenggarong. Dilengkapi dengan lampu tematik dan air mancur, landmark yang digadang-gadang bakal jadi ikon baru Kota Raja Tenggarong ini, terlihat memukau saat diujicoba.
Masyarakat Tenggarong dan sekitar nampak antusias menyaksikan keindahan menara Tuah Himba saat diujicoba. Banyak yang turut mengabadikan momen tersebut dan membagikannya di sosial media.
Edi mengatakan, menara yang terletak di kawasa Central Bussiness Distric (CBD) ini, masih akan dipercantik dengan pagar dan beberapa ornamen lain.
“Semoga nanti tahun baru kita sudah bisa nongkrongan di situ (Kawasan menara Tuah Himba),” ucap Edi, saat dijumpai usai melakukan Commissioining Test pada Menara Tuah Himba.
Berdasarkan keterangan yang disampaikan oleh orang nomor satu di Kukar ini, kawasan CBD termasuk Menara Tuah Himba, Jam Bentong dan Taman Kota Raja akan diproyeksikan sebagai kawasan publik. Serta juga akan dibangun kawasan kuliner untuk mewadahi para pelaku UMKM.
“Malam ini kita lakukan tes, tapi belum bisa kita resmikan. Masih ada pembiayaan lagi yang akan ditambahkan di APBD perubahan,” tambahnya.
Pembangunan menara yang menelan biaya sebesar Rp 14 miliar ini. Diyakini dapat menambah kesan baru kepada para pendatang yang berkunjung ke Tenggarong. “Makanya saya pesankan kepada kawan-kawan pengelola penanggung jawab dari rancangan itu agar terus dievaluasi. Nanti air mancurnya bisa ada gerakan-gerakan khusus atau ada warna-warna khusus,” sambungnya.
Sementara itu ketika ditanya kenapa bentuk menara Tuah Himba tidak sama persis dengan tampilan konsep awal. Edi menegaskan hal tersebut merupakan hal teknis, memgingat tampilan awal masih berupa visual.
Tetapi ia menegaskan, esensi yang mendasar tidak hilang seperti makna-makna yang dituangkan di filosofi tidak akan hilang. Mengingat memang rancangan menara Tuah Himba merupakan hasil sayembara.
“Jadi kalau visual itu diwujudkan nyatanya ya mungkin ada lah bedanya,” pungkasnya.
Penulis : Ady Wahyudi
Editor : Muhammad Rafi’i