TENGGARONG – Kemarau panjang yang melanda Kutai Kartanegara (Kukar) sejak tiga bulan kebelakang, membawa berbagai dampak pada masyarakat. Salah satunya yang terdampak secara langsung adalah nelayan. Lantaran beberapa sungai mengalami penurunan debit air bahkan mengering.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kukar, Muslik, mengungkapkan bahwa sebenarnya dampak kemarau itu sudah terpola. Sehingga saat air dalam atau air surut, menggunakan alatnya tangkap berbeda.
“Jadi kalau air surut panen melimpah, namun harga ikan turun biasanya. Untuk itu kita mendorong agar nelayan bisa memanfaatkan hasil ikan ini untuk olahan seperti ikan asin, ikan salai,” ucap Muslik, Rabu (23/8/2023).
Dikatakan Muslik, kekeringan ini juga terkadang membawa manfaat tersendiri bagi para nelayan. Dimana terkadang hasil tangkapan para nelayan mengalami peningkatan. Ia menambahkan, selain melimpahnya ikan akibat surutnya air sungai, kemarau juga memberikan dampak kepada nelayan budidaya. Dimana keramba-keramba ikan yang ada dan pastinya mereka mengurangi produksi.
Karena sebagian kerambanya tidak bisa digunakan. Kalaupun terlalu ke tengah takutnya menggangu jalur lalu lintas kapal. Karena budidaya ikan tergantung pada debit air, sehingga berpengaruh pada keberlangsungan budidaya itu sendiri.
“Kita sudah melakukan rembuk beberapa kali dengan para nelayan dan pembudidaya bagaimana terkait kondisi saat ini, sehingga bisa mengantisipasi masalah tersebut.” pungkasnya.
Penulis : Ady Wahyudi
Editor : Muhammad Rafi’i