TENGGARONG – Kemarau panjang melanda wilayah Kalimantan Timur (Kaltim), sejak sebulan lalu. Buntutnya debit air Sungai Mahakam terus mengalami penurunan dan berpotensi menimbulkan intrusi air laut, seperti di daerah pesisir. Akibatnya air Sungai Mahakam akan menjadi asin, apalagi kemarau di Kaltim diperkirakan masih akan berlangsung hingga Oktober mendatang.
Tentunya hal ini mulai mengancam ketersediaan air bersih bagi sejumlah wilayah di Kaltim, tak terkecuali masyarakat Kutai Kartanegara (Kukar). Mengingat Sungai Mahakam sampai saat ini masih menjadi salah satu sumber baku utama bagi Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Tirta Mahakam.
Sebagai langkah antisipasi terhadap intrusi air laut ke Sungai Mahakam, Direktur Utama (Dirut) Perumda Tirta Mahakam, Suparno, melalui Kepala Sub Bagian (Kasubag) Hubungan Masyarakat (Humas) Perumda Tirta Mahakam, Wahono, mulai mengimbau masyarakat untuk menampung dan menghemat penggunaan air.
“Kami sudah sampaikan kepada masing-masing kepala cabang kita, untuk mulai mengimbau masyarakat. Kalau sewaktu-waktu air asin, maka Instalasi Pengolahan Air (IPA) kita itu mati total. Itu tidak bisa dipaksa, kalau dipaksa itu bisa merusak mesin. Jadi kita umumkan dari jauh-jauh hari,” kata Wahono, Jumat (4/8/2023).
Salah satu yang sudah mulai melakukan pemberitahuan kepada masyarakat adalah Perumda Tirta Mahakam Cabang Anggana. Melalui sosial media diumumkan bahwa operasional IPA sewaktu-waktu dapat mati total secara mendadak.
Hal ini dilakukan agar masyarakat sudah mulai bersiap untuk menghadapi kondisi tersebut. Salah satu langkah yang disarankan kepada masyarakat, adalah dengan terus menampung ketersediaan air untuk beberapa hari kedepan.
“Alhamdulillah sampai hari ini untuk wilayah Anggana belum masuk air asin, kemudian Sangasanga juga belum. Biasanya memang kita dulu yang terdampak (Perumda Tirta Mahakam), karena kan Anggana itu daerah muara,” tambahnya.
Ia mengaku pihaknya tidak dapat berbuat banyak, jika sumber air baku di Sungai Mahakam sudah mulai asin. Maka imbauan dini kepada masyarakat sejak jauh hari merupakan salah satu langkah yang coba dilakukan. Sampai saat ini, pihaknya belum memiliki teknologi untuk mengubah air asin menjadi air bersih siap konsumsi.
Akan tetapi Wahono mengatakan, jika hal itu sudah terjadi (Infiltrasi air laut ke Sungai Mahakam) pihaknya akan berupaya membantu menyuplai kebutuhan air bersih bagi masyarakat terdampak dengan menggunakan mobil tangki. Itupun belum tentu bisa memenuhi kebutuhan seluruh masyarakat.
“Kalau untuk wilayah Tenggarong sendiri selama ini belum pernah sampai asin, paling jauh itu sampai Loa Janan. Kalau sampai situ berarti sudah parah banget,” begitu pungkasnya. (tabs)